Ladies di rumahku hebat-hebat. Bagaimana enggak, hampir semua pekerjaan rumah mereka sanggup kerjakan. Mulai dari urusan masak-memasak di dapur, sampai urusan bikin kandang ayam dan benerin pintu kamar mandi.
Awalnya saya masih klemar klemer. Maklum, last child emang jarang sentuh kerjaan2 berat. Biasanya saya cuma dikasih kerjaan ringan2 aja. Untuk yang besar-besar selalu di handle sama nyokap, aunty, sama mbak saya. Even, sekedar angkat galon saja saya gak bisa.
Well then, kami sekeluarga dapat ujian masalah air. Sumur kami kering. Sementara PAM, emang gak pernah ngalir ke rumah kami. So, for the first time kami beli air galon buat keperluan mandi dan masak. Wow banget. Sehari kami bisa beli 10 sampai 15 galon. Ow yah, pengeluaran kami lalu membengkak.
Melihat kondisi, finally kami cari solusi yang memediasi keuangan kami. Beruntung, tetangga menawarkan airnya untuk dibagi dengan kami. So, our daily activities bertambah nih. Tiap 2 atau 3 hari sekali kami punya jadwal ngangsu (means ngambil air dr rumah tetangga).
Awalnya, saya yang paling gak bisa ngikutin aktivitas ini. Entahlah, saya seperti yang paling lemah dan gak punya tenaga. Jadi, saya ambil bagian yang paling mudahnya. Tapi, kemudian saya sadar. Saya malu sendiri. Ladies bekerja keras untuk memenuhi seluruh bak di rumah kami. Sementara saya, masih saja berkutat dengan status anak manja. Pengertian dari para ladies yang gak nyuruh-nyuruh saya malah bikin saya bener2 gak enak hati.
Maka, saya ber-azzam untuk menjadi kuat seperti mereka. Hebat seperti mereka. Lalu saya pun membiasakan diri. Perlahan-lahan. Sedikit-sedikit. Hingga kemudian, saya sudah kuat angkat galon sekarang :-)
Pernah suatu kali nyokap berkata, "Berbahagialah kita, nak. Putri Rasulullah pun pernah mengangkat ember berisi air seperti kita."
Yah, setiap keadaan memang harus disyukuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...
Just make sure saya baca satu persatu :-)