Nocturnal, Tonight


I had an exam tomorrow. For my teaching skills. I thought Im not qualified enough to be a part of tomorrow event. But, i got a mssg to go (virtual tho. Via zoom. Haha) and take an exam tomorrow. 

My friend (who will join tomorrow exam too) sent me the materials that will be on exam. But, im not really sure because I feel so overwhelmed. It's just too much. 10 lessons (with double, triple, or more pages per lessons) to be read just a night? I don't think Im that genius to understand or memorize those all. But I try to study, still. Haha.


Well, I don't know how i'll go through tomorrow event. But, wish me luck. Haha.


One thing for sure, I just can always say "i don't know" if i really don't understand what to answer. It is about teaching right? Why do we try to make up something we don't really understand? I just need to learn it first. And if i havent learn it yet, it means i may only need more time. As easy as that. Haha

Nothing to lose right haps? Haha


After 8 Years


Aku udah duga sih kalo Mom bakal kayak gitu. Biasanya Mom nggak pernah masuk kamar, tidur cepet sebelum jam 9. Tapi malam ini mom bahkan udah masuk kamar jam 8.30, jam 9 sudah didapati kalo mom tertidur. Ini mungkin karena aku. Pembicaraanku sore tadi.

Aku tiba-tiba saja membeberkan rencanaku pada mom dan my sista' sore tadi saat kumpul santai di ruang keluarga. Berdiskusi, mencari solusi terbaik atas apa yang sudah kurencanakan. Dan nyokap bilang oke. Mendukung apa yang sudah kususun untuk kujalani. Aku (kembali) akan pergi lagi.

Sebenarnya, aku nggak mendadak memberitahukan ini ke mom dan my sista. Aku sudah menguraikan rencanaku pada mereka sejak sekitar bulan Maret lalu. Tapi, memang belum ada waktu pasti. Sore tadi, aku meminta pendapat dari mereka, karena ada tawaran aku harus pergi pekan ini.

Aku tahu pasti, meski tadi mom bilang oke. Mendukung keputusanku, tapi aku tau masih sangat sulit untuk mom melepasku. Ia lebih senang jika aku berada di dekatnya. Karena prinsipnya, 'tempat terbaik bagi anak perempuan adalah di dekat orang tuanya.' 

But mom, you know that I waited for 8 years, right? I tried to keep up with all these things here for 8 years. And you know bout me better because Im your own daughter. I cant be tied down, mom. I just cant be settled at one place without escalations. Without any improvement. I need to spread my wings and go higher.

Mom, i felt so stuck and stressed out for a long time this past 8 years. I always asked myself, what i gained? Whats my improvement? What have i done with my life? You know that as for me, my life cant be the same. I don't like when my life seems so flat. I cant live in a (normal) comfort zone as others. I love challenges. I'd love to ride my life (as) on a rollercoaster. I like feeling the up and down. And mom, don't you know, i love talking about my struggling.

So mom, try to bear with my desicion. I promise you, i may not be able to be by your side for a year. I'll be back to you after i finished it and bring the better me. Unless Allah gives me another destiny. The best for me.

You saw me through this past 8 years right? I changed mom. Im not that fragile anymore. Maybe Im still stupid sometimes, but Im stronger, independent and good learner now. I might be still greedy. But you know that I took a 'U turn' as you guided me, and i changed my direction, mom. My greediness isnt about money, career, or fame. I wont work as you asked me not to. I'll live my life as an unemployed but still happy with a lot of activities. Trust me, mom. Trust me. 

Mom, i love you with all my heart. But you know, this is about my life we're talking about. So, please keep up with me.



-------------------

So much thanks to Pams. Stranger who said hi, then exchanging some english convo. And made me realize that I need to re-arrange my thought, making my desicions. Pams reminded me that it is about my life i should never neglect. Thanks Pams.



Coronavirus, Kembali kepada Kodrat Perempuan

Sebuah Opini

Beberapa hari lalu, tepatnya sejak Ahad, 15 Maret 2020 beredar himbauan tentang diliburkannya sekolah, TPQ, majelis ta'lim, serta menyusul istilah work from home (bekerja dari rumah) melalui jaringan media televisi, video dan artikel yang dikirimkan melalui pesan-pesan broadcast WA, twitter, facebook, maupun media sosial lainnya. Secara resmi pemerintah pusat melalui Pernyataan resmi Presiden menyatakan, "bekerja, belajar, dan ibadah di rumah masing-masing". Maka mulailah berseliweran video-video edukasi dan threads tentang coronavirus dan solusi dengan istilah lockdown, social distancing, dan extreme social distancing.

Maka dengan itu, sejak tanggal 16 maret sampai tanggal 29 maret 2020, hampir seluruh daerah di Indonesia memberlakukan kebijakan tersebut. Masyarakat dihimbau untuk tetap berada dirumahnya masing-masing, untuk mencegah penyebaran virus agar tidak semakin meluas.

Ketika menyimak informasi tentang virus yang telah menjadi pandemik (global) ini, satu hal yang menarik yang saya tangkap. Virus ini pasti akan tetap menyebar dan tetap akan ada orang-orang yang sakit. Artinya, semua usaha yang sedang dijalankan bersama ini bukanlah upaya untuk membasmi virus baru ini. Lockdown dan (extreme) social distancing ini hanyalah upaya agar orang-orang yang sakit tidaklah sakit secara bersamaan. Sehingga fasilitas kesehatan mampu menampung serta menyembuhkan mereka yang sakit.

Dari kenyataan itu, ada yang menggelitik pikiran yang membuat saya sulit untuk tidur sampai saya memutuskan untuk menuliskan sebuah opini pribadi. Dan, siapa saya untuk dijadikan rujukan kebenaran? Opini ini hanyalah bagian dari pengingat pribadi sebagai hasil pembelajaran dari fenomena yang membuat hampir seisi negeri terasa mencekam.

Tetaplah Berada di Rumahmu

Lockdown dan social distancing hanyalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kebijakan agar kita tetap berada di rumah kita masing-masing. Dan sebisa mungkin untuk tidak keluar dari rumah ataupun melakukan perjalanan keluar kota bahkan keluar negeri. Pun merupakan istilah untuk menunjukkan bahwa dengan tinggal di rumah berarti mengurangi interaksi (kontak fisik) dengan orang lain (selain anggota keluarga). Istilah ini kemudian diikuti dengan pencanangan pola hidup bersih : Mencuci tangan dengan sabun secara berkala; menutup hidung ketika bersin menggunakan lengan bagian dalam atau tissu; tidak bersalaman/bersentuhan dengan orang lain terutama yang menunjukkan gejala kurang sehat; serta minum air putih dan makan masakan yang dimasak secara sempurna; dst.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menyebutkan bahwa virus ini tidaklah lebih berbahaya dari virus-virus yang pernah ada sebelumnya seperti sars, hiv/aids, maupun ebola. Namun, karena perkembangan media dan persebaran informasi yang begitu cepat, dunia terasa begitu mencekam dengan sebuah virus baru ini.

Maka, apa yang saya ambil dari kejadian yang masih berlangsung ini?

1. Bukankah kita harus semakin yakin pada Allah sebagai satu-satunya Pencipta? Dialah Dzat yang menciptakan kita dan bahkan menciptakan apa-apa yang kita takutkan sampai hari ini. Sungguh, tidak ada yang lebih kuasa dari-Nya. Seyakin-yakinnya kita pada info terpercaya, penelitian medis, maupun pengalaman yang sudah terjadi pada orang-orang tertentu, bukankah keyakinan kepada Allah diatas segala-galanya?

2. Bukankah ini menjadi pengingat terbaik bagi kita semua terutama seorang muslim untuk memperhatikan bahwa Allah telah mengatur kehidupan kita dalam syariat-Nya yang agung? Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi di sisi-Nya merupakan aturan hidup dan manhaj etika yang harus kita jalankan. Termasuk adab pergaulan, adab makan, adab bersin, dsb. Maka mudah-mudahan dengan semua ini kita termotivasi untuk kembali belajar adab dan berusaha menerapkannya, bukan hanya semata karena kita hendak terhindar dari penyakit, tapi juga sebagai bagian dari ibadah dan berupaya untuk bisa meraup pahala dengannya.

3. Dan diantara syariat-Nya yang hari ini telah banyak dilalaikan oleh manusia adalah: Hijab yang paling baik bagi seorang perempuan adalah tetap berada di dalam rumahnya. Ya, stay at home adalah kodrat perempuan seharusnya. Kodrat perempuan (seharusnya) adalah lebih suka tinggal di dalam rumahnya. Lalu ada seorang teman yang menyanggah pernyataan saya ini dengan berkata, "Tapi lockdown dan social distancing ini bukan hanya berlaku untuk perempuan, mbak. Laki-laki juga bekerja bahkan beribadah di rumahnya masing-masing." (Ia berusaha mengatakan opini saya nggak relevan). Boleh jadi opini saya ini nggak berdasar. Opini saya memang nggak bisa dijadikan pegangan. Sekali lagi, siapa saya?
Tapi, saya masih menyimpan pelajaran yang saya ambil dari fenomena yang sedang berlangsung ini. Bukankah Allah menyuruh kita untuk memikirkan, jika kita adalah orang-orang yang berakal (uluul albaab). 
Maka saya putuskan untuk beropini pada blog pribadi saya ini.

Sesungguhnya semua yang ada pada diri seorang perempuan adalah aurat. Maka setan berusaha menghiasi perempuan dengan tipu daya dan fitnah. Karenanya, sudah seharusnya ayah, suami, atau wali si perempuan (muslimah) melakukan lock(ing)-down (membuat larangan bagi istri dan anak perempuannya sehingga tidak bebas keluar dari rumah tanpa seizinnya). Karena kembali lagi, hijab yang paling baik bagi perempuan adalah dirumahnya. Dan laki-laki (ayah, suami, atau saudara laki-laki akan dimintai pertanggungjawaban terhadap istri, anak perempuan, atau saudara perempuannya).
Dan sudah seharusnya pula para muslimah menyadari kewajiban social distancing pada dirinya. Tetaplah berada dirumahmu, dan jangan memudah-mudahkan keluar untuk perkara-perkara sepele apalagi yang nggak bermanfaat. Kecuali untuk perkara-perkara yang penting dan atas seizin ayah, suami, atau saudara laki-lakinya.

Maka mudah-mudahan semua fenomena ini bisa terlihat sebagai bentuk kasih sayang Allah dalam mengembalikan kita pada kesempurnaan syariat-Nya.

Jika yang mengaku pejuang agama Allah pun masih sering lalai dengan syariat Allah yang satu ini, maka siapa lagi yang bisa mengingatkan kita untuk kembali?

Haps, bukankah dirimu sudah begitu hafal dengan ash-shaf : 2 (karena surat ini adalah surat pilihan yang wajib dihapalkan di awal-awal tarbiyah, bukan?) "Sungguh sangat dibenci di sisi Allah mereka yang mengatakan apa-apa yang nggak mereka kerjakan".

Semoga Allah senantiasa memberi kita semua petunjuk untuk kembali di atas kebenaran.

Ya Allah, jadikan kami termasuk ke dalam golongan orang-orang yang lurus. Jangan Engkau belokkan kami. Jangan pula Engkau sesatkan kami. Tetapkan kami sebagai orang-orang yang menyeru pada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar. Jadikan kami ummat terbaik, ya Allah.


Bandar Lampung, Hari Kedua Segala Aktivitas (Terpaksa) Terhenti. 17 Maret 2020.