My Cousins

Dari atas ke bawah:

1. Naylil
2. Amir (Kakaknya Naylil)
3. Dondon (Nama sebenarnya Danda, tapi kami sudah terbiasa manggil dia Dondon krn gendutnya itu loh)
4. Irul
5. Fikri (Kakaknya Dondon)
6. Hisyam
7. Dimas (adiknya Hisyam)

Sebenarnya masih ada lagi beberapa sepupuku: Mila (Kakaknya Fikri), Naufal (adiknya Fikri), Adam (kakaknya Dondon), Lukman (Kakaknya Irul), Laisa (adiknya Dimas), Nora-Bahar-Hasan-Adinda-Aisyah (bersaudara berlima). Tapi mereka nggak ke-capture se eksklusif 7 orang diatas :)

Enjoy sepupu2ku :)

Have Fun!


Location : Pantai Klara, Lampung
Time : August '13
Model : Zulfa and Sofiya
Doc. by : Me

Love and Hate


Talkin' about myself is proving how egocentric person i was, isn't it?! But what i've done for a long time since i was a kid is talkin' to myself. When i was sad, when i was happy, when i was in a mood, or when i was in obsessive mode on, i was always talkin' to myself. I supported myself to reach my goal. I blamed myself when i made mistakes. I also cherished myself to gain the happiness. Well, a friend of me to talk with was me(self).

Ahaha, don't you dare call me crazy or out of my mind. My family said that to me. Even, I called myself in that way. Ahahahahaha. Well yeah, so the situation may have been. It' s never mind coverin' my little unwell with a lot of joke or even some discussion about anything. Fortunately, Allah gave me some like a bright brain :uhuk _i mean i'm not a genius or what, i just admit being normal, not stupid over all. That's it.

Well yeah, how unordinary me was not a big deal to discuss. I am accustomed to talkin' to myself in every moment I had. At least, talkin' about myself is just a way to love myself when a half of my heart hated me the most. As kak Farah said, "Dunno why, love and hate in this heart can't be arranged." I'm with you, sist! Ehehehe

No, i'm not feelin' sad nor upset. It's unconditional decision to rearrange love and hate in my heart, even my head. Still, what i've done is all my process to get some progress. Truly, all i want in my life is live happily ever after. Somehow, i knew what i should do. I just can't help being greedy. Poor me. But i would appreciate myself keeping the truth on top of my head. This Love and hate should be rearrange soon.

 "When you talked about perfection, don't you realized you're only human?! Everything happened to their life, will happen to yours." -a twit by Rizky Pebrian

The Best Creative Photoset of Sunset


Location : Parangkusumo, Jogja
Time : Syawal 1434 H
Model : The Family of Me
Doc. by : Me

Arus Balik


Harus merasakan kembali perjalanan selama 28 jam itu, sangat melelahkan untuk dipikirkan. Makanya, saya membuat beberapa daftar hal-hal menyenangkan untuk dipikirkan. Saya senang bisa kumpul2 keluarga. Menjabat tangan2 mereka, mencium pipi2 mereka, mendengar kembali bahasa Jawa yang mungkin sudah sedikit asing bagi lidahku. Saya sudah nggak terlatih lagi untuk lancar mengurai bahasa Jawa.

Saya menyiapkan daftar doa untuk dilantunkan sepanjang perjalanan. Sebenarnya doa yang sama yang saya siapkan saat bulan ramadhan sih. Ada 17 poin. Campuran antara harapan2 akhirat dan dunia. Simple sih buat saya yang terlalu banyak maunya ini. Ehehehehe

InsyaAllah hari ini kami bakal balik ke Lampung naik bus malam. Yang ngurusin tiket buat kami, aunty yang emang domisili disini. Keren loh, bis AC patas Purwodadi-Pulogadung bisa dapat 150rb doang. Sumber Laris. Tapi belum tauk juga sih gimana kondisi bisnya. Tapi krn murah meriah gitu harga tiketnya, maka kita beli kursi sampe berlebih-lebih. Biar bisa enak tidur-tidurannya sih. Bisa dimurahin gitu krn anak pemilik Sumber Laris itu temennya aunty. Ehehehehe :-)

Saya juga udah nyiapin brownis buat cemilan di bis. Pop mie seabrek buat jagaan kl nggak sempet makan di rumah makan. Plus, prepare air minum sebanyak-banyaknya. Saya paling ngerasa nggak aman kl belum nyiapin air minum lebih dari 5 botol besar.

Sebenernya kemaren itu saya mau niatin puasa hari ini. Karena toh bisnya berangkat malam. Tapi grandma udah ngekhawatirin saya mulu. Dr semalam nanya2in saya mulu puasa kagak, puasa kagak. Jadi ya udahlah saya hari ini nggak puasa dulu. InsyaAllah sampe Lampung baru puasa lagi.

Semalem sista' udah packing. We trust her all the the things about packing, because she's miss packing :-D

Yah, semoga perjalanan saya menyenangkan. Lancar, mudah, aman, dan selamat sampe rumah. Saya emang udah ngerencanain buat tidur sepanjang perjalanan malam. Oke, saya mau puas2in cium2 nenek saya dulu sebelum balik. She's gettin' old and old.

Lampung, wait for me yah :-)

Thank You


Sebenernya udah lama banget saya mau ngungkap semua ini. Tapi entah apa yang membuat semua kata-kata itu akhirnya cuma bisa mengendap dan tertahan. Sampai pada hari terakhir saya pergi meninggalkan Makassar, saya ingin agar nggak ada seorang pun yang mengantarku. Saya benci adegan airmata dan perpisahan yang mengharukan. Meski pada kenyataannya jauh di lubuk hati, saya tetap mengharap ada yang bersedih dengan kepergianku.

Begitu banyak hal yang patut disyukuri. Kisah bagaimana saya terdampar dan terombang-ambing di Makassar, sampai pada kisah betapa saya patut bersyukur bisa bertemu dan berkumpul dengan komunitas orang-orang baik hati yang sederhana dan senantiasa rendah hati. Mereka yang tetap bersabar dengan semua kelakuanku yang diluar batas kenormalan dan senantiasa mengingatkanku how to behave. Semua itu membuat saya yakin bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat. And how blessed I am. Alhamdulillah. Terima kasih ya Rabb..

Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, sudah sepantasnya dia bersyukur (berterimakasih) kepada manusia. Therefore, all I wanna say is thank to them who helped me time to time. Who accompanied me along. Who always on my side when i needed a friend. Who pushed me to the top when i was down. Who gave me a hand and pulled me when i was lost. Who gave me so much love when everything i needed was someone i can run to. Who gave me a faith to holding the truth for all of my life.

~ Arfi, I can never forget the day when I was out of my mind, the day when you picked me. Jazakillahu khairan...

~ Rina, I can never forget the days you fed me. You're the one who helped me to against my fear. Jazakillahu khairan...

~ Kak Farah, I guess you knew how much 3 years i lived as your roommate. How much i was be your burden for a long time. And yet I knew i can never repay all the things you gave me. And the top of that, with all my many many many many faults, you love me still! Jazakillahu khairan my sista'...

~ Kak Lili, A years we lived together at BTP was unforgettable memory of me. Jazakillahu khairan...

~ Kak Ita, The nights we spent together at your room, the nights i just sat in front of the laptop with your im2 and harvesting data for my thesis. Jazakillahu khairan...

~ Kak Shofi, Kak Cholis, Kak Rahma, thank you for teaching me, carrying me, and guiding me to the right way in my first college time. Thank you for making me join in our college organization. Jazakunnallahu khairan...

~ Kak Niar, Ketika saya batal berangkat KKN karena kakiku mengalami kelumpuhan. And i had no where to go. Yet i had no whom to be with. You let me live and care me at BTP M125. Jazakillahu khairan...

~ Kak Cece, Kak Izzah, Kak Ayu, Wana, Eli, Mimi, Marni, Eka, Dewi Morning, terima kasih untuk hari-hari menyenangkan ketika kita sama-sama di MPM. Begadang-begadangnya kita, musyawarah-musyawarahnya kita, pusing dan clash-nya kita sama rekan sebelah, dan usaha kita untuk sama-sama istiqomah. Terima kasih untuk semua itu. Jazakunnallahu khairan...

~ Kak Tia, dan Cina, yang udah rela printer dan laptopnya dipinjam sebulan penuh buat ngerjain skripsiku. Terima kasih. Jazakumallahu khairan...

~ Eda, when I needed someone to accompany me to eat coto, I always called you! Dan makan coto bareng sama kamu tuh semenyenangkannya kita jalan pulang bareng menyusuri kampus dan workshop selepas Kadits. Thank you Eda. Jazakillahu khairan...

Masih banyak lagi orang-orang baik yang saya temui saat saya berada di ambang indefinite ketika saya kuliah di Makassar. Begitu banyak ucapan terima kasih yang belum tersampaikan. Dilla, Ainun, Dani, Risna, Rahma Teknik, Rahma Pertanian, Rysmah, Kak Nenz, Kak Ning, Sinar, Niar, Danti, Huda, Dini, Fitri, Qd, Tini, Lia, Kak Nufri, Kak Sri, Kak Maya, Kurni, Azzah, Winda, Asiah, Aya, Meytri, Peni, Pur, Padli, Daya, dan yang lainnya! Terima kasih untuk kalian semua...

Yang bisa saya ucap untuk kalian hanyalah jazakunnallahu khairan. Saya menyerahkan kepada Allah sebagai sebaik-baik pemberi balasan. Semoga Allah membalas kalian semua dengan yang balasan lebih baik.

Kuat Seperti Beruang!


Saya selalu percaya kalau saya kuat seperti beruang. Meski saya mungkin nggak setangguh kelihatannya. Meski mungkin saya masih sering melemah-lemahkan diri. Tapi, saya kuat. Saya kuat seperti beruang!

Kadang saya masih sering nanya, kenapa harus pura-pura senyum kalau saya lagi nggak pengen ramah? Kenapa harus usaha tetep ramah kalau aslinya saya jutek berat? Kenapa mesti sok-sok peduli kalau sebenarnya saya lebih suka cuek? Tapi, banyak pertanyaan yang nggak perlu dijawab. Karena kadang kita tak butuh tanya dan makna, kita hanya butuh percaya.

Saya lebih suka mempercayai kalau good girl gone bad itu nggak semestinya berlaku. Saya lebih suka mempercayai kalau cewek manis yang ramah itu disukai banyak orang. Saya lebih suka mempercayai kalau is a must buat saya untuk pasang senyum dan peduli pada sekitar. Dan saya lebih suka mempercayai kalau saya harus jadi cewek baik: ramah, murah senyum, peduli pada orang lain, dan senang membantu.

Jadi, meski saya penuh dengan bibit-bibit buruk, saya nggak mau kalah dan nyerah gitu aja dengan bilang, "saya pengen jadi diri sendiri kok." Saya lebih suka menanamkan pada diri sendiri kalau bangga dengan sifat-sifat buruk itu sungguh nggak keren. Mempertahankan sifat-sifat buruk itu, Big No. Saya lebih suka mendoktrin diri sendiri kalau saya pengen jadi baik. Saya berniat jadi cewek baik. Makanya, ini saya tetep usaha terus. Saya kuat seperti beruang tauk! Just watch me and you'll start liking me :)

Idul Fitri 1434 H


Banyak banget cerita dan kesan yang saya dpt di momen lebaran ini. Keluarga saya tumpah numplek banget di rumah grandma. Oom-oom dan tante-tante saya lengkap semua (bawa anak-anaknya juga!). Sepupu-sepupu saya udah pada gede-gede. Brotha dan sista saya udah pada bawa anak-anaknya. Nah saya?! Masih ngebungsu yang sok lucu aja... ><¿

Sepupuku yang dulu masih ingusan sekarang jadi manis banget. Saya aja dikalah manis T^T Udah lulus SMA aja dia...
Sepupuku yang satu lagi, dulu cupu banget. Pemalu, pendiem juga. Nah sekarang, OMG... Udah ngalah2in kegaulan saya dia. Modis bingit. Mana cantik banget dia. Na saya, tetep pendek dan tambah gendut aja... Hiks

Sempet ngedapetin awkward moment. Namanya juga orang banyak yang ngumpul serumah. Pasti lah ada clash. Tapi alhamdulillah it's not me yang mulai atau terlibat atau pemicunya. Saya cuma orang yang kebetulan ngeliat dan ngedengar. That's it. Dan alhamdulillah juga saya bisa nahan diri utk nggak ikut campur :-)

Selain itu juga, ada hal yang jadi pemikiran saya. Tentang hipotesis yang pernah saya ajukan beberapa tahun yang lalu. Dan tahun ini saya melihat sedikit hasilnya. Tapi, saya tetep aja nggak bisa menjamin bagaimana akhir kehidupan seseorang. Tetep, saya mendoakan kebaikan yang luas tercurah untuk keluarga besar saya.

Pun, saya sudah menyamakan doa dengan nyokap saya. Meski harus diawali dengan debat sengit di awal. Tapi, yang penting nyokap tau apa yang saya harapkan dari doa tersebut. Dan sekarang dia sudah mau mengurai doa yang sama untuk saya. Hihihihi

Above all, saya bahagia. Saya bersyukur bisa mendapatkan kebahagiaan lagi di momen idul fitri tahun ini. Terima kasih ya Rabb, alhamdulillah...

Saya berharap, semua orang berbahagia ya :-)

Mudik

Alhamdulilllah, setelah melalui kurang lebih 28 jam perjalanan, saya sampe juga dirumah grandma'. Perjalanan terbagi jadi dua sesi. Start dari Bandar Lampung menuju Jakarta kami diantar bokap. He's workaholic max jadi lebaran ini pun lebih memilih kerja sampe hari H. Jadi bokap cuma bisa nganter sampe Pulogadung doang.

Dari Pulogadung kami naik bus Zentrum jurusan Purwodadi. Kelas bisnis AC dapat harga tiket 230rb perkursi. Selisih 20rb dari harga biasa (di luar lebaran), but who really that care?! Toh saya nggak keluar uang sepeserpun. Nyokap dan kakak ipar yang ngurus semuanya :-) 

Untuk ukuran bus yang biasa kami jajaki selama perjalanan mudik, bus zentrum ini mendapat nilai 8,5 dari 10. Termasuk kategori baik. Tempat duduk nggak empet-empetan, AC-nya juga temperaturnya pas (nggak over dinginnya), Sopirnya juga nggak ugal-ugalan. Hanya saja ada beberapa kekurangan seperti lampu tiap kursi yang hampir semua mati. Jadi kesannya cuma buat pajangan doang. Dan pemilihan tempat istirahat yang kurang kece karena hampir semuanya kurang memuaskan.

But overall, dibanding bus Garuda Mas yang dua tahun kemaren selalu kami pilih buat sarana mudik, bus Zentrum ini jauh lebih baik. Pelayanannya sangat bagus. Para staff bus Zentrum sangat "njawi": ramah dan konsumen dilayani bak raja. Jadi, sepadan lah dengan harga :-)

Selama perjalanan kami nggak mengalami kendala yang berarti. Kami juga nggak kena macet total. Cuma di beberapa titik di Jawa Barat sempat mengalami jalanan yang padat merayap. Above all of the others, all is well.

Alhamdulillah keluarga udah ngumpul sebagian besar. Tinggal nunggu oom yang dari Surabaya, Brotha' beserta istri dari Ambarawa, dan keluarga tante yang di Salatiga.

Well, semoga semua bahagia di momen lebaran ini ya :-)

Double R (Rahma Rysmah)


RAHMA aka Siti Rahmadayanti

Kemaren saya ngobrol sama cewek satu ini by phone. Akhir-akhir ini saya merasa lumayan akrab dengannya. Satu hal yang saya sadari, sepertinya saya mulai jatuh cinta pada cewek ini. Padahal dulu, meski kami kuliah di tempat yang sama, angkatannya sama, pernah bersinggungan beberapa kali pada kepanitiaan-kepanitiaan kampus, kami sangat amat jarang berinteraksi. Seingatku, saya jarang memberi perhatian lebih padanya. Menurutku saat itu, dia tipe orang-orang "nggak terlihat". I mean, gimana ya ngebahasainnya, dia itu tipe "kejarlah daku, semakin kencang lariku." (Ehehehe) Jadi, saya orang yang emang kinda populer saat itu, ngerasa malas aja berurusan dengan dia. I dislike hide and seek game.

Dan, wow ternyata bertahun-tahun setelahnya, pernah suatu kali dia jujur bilang ke saya tentang ketidaksukaannya pada saya. Tentang bagaimana saya yang terlalu populer dan mendominasi. Tentang bagaimana saya yang begitu keras kepala dan terlalu percaya diri. Tentang semua kesan buruk yang dia tangkap dari saya, dan itu yang membuat dia sangat malas berurusan dengan saya. Haha, ternyata perasaan malas itu nggak bertepuk sebelah tangan. Ahahahaha


Tapi, entahlah. Tetiba takdir menuntun kami pada sebuah jalinan di luar nalar kami. Selepas wisuda, saya pulang ke rumah orang tua di Bandar Lampung. Sementara Rahma kerja dan berdomisili di Bekasi. Lalu, entah bagaimana, dua orang yang saling "malas" satu sama lain ini malah justru mulai menyulam takdir menuju arah lain. Menghabiskan liburan bersama, cerita ngalor ngidul, nyicipin makanan bareng. Kedekatan, keakraban yang mungkin diawali dari sekedar rasa ketidakenakan atau basa basi belaka. Tapi, masyaAllah, setahun, dua tahun, pada akhirnya saya mulai jatuh cinta padanya. Dia pun pernah berkata mulai menyukai saya. Haha, suka ini bersambut mungkin :)

Rahma, saya menyukai dia yang tetap berusaha menjaga ditengah keterasingannya.
Rahma, saya menyukai dia yang memiliki cita-cita mulia ditengah sikap diamnya.
Rahma, saya menyukai dia yang "invisible" tapi tetap berupaya masuk ke jajaran manusia "mulia".
Rahma, saya menyukai dia yang punya prinsip yang sama denganku, "Meski sering nakal, tapi harus tetap idealis sampe mati."
Rahma, saya menyukai dia yang solidaritasnya terhadap teman tinggi banget.
Rahma, saya menyukai dia yang sering takut-takut tapi tetep nasehatin saya juga. Haha

Rahma , saya nulis semua ini biar semua orang nyaksiin, kalo kamu, bagaimanapun durhakanya kamu dimata teman-teman kita semua, tapi kamu tetap berusaha mempertahankan idealisme kita. Dan, kamu harus tetap bertahan pada idealisme itu, meski kita telah sangat jauh, meski kita bersendiri, sampai kita mati ya!


RYSMAH aka Rysmah Zainal Arifin

Sebelas dua belas, saya dan Rysmah ini pun seangkatan, kuliah di universitas yang sama, kenal dari tahun pertama kuliah, beberapa kali pernah terlibat kepanitiaan kampus bareng, tapi interaksi kami pun sekedar basa-basi mungkin. Rysmah dimata saya, tipikal cewek pada umumnya: manis, baik, pinter, murah senyum. Udah, itu doang. Yang bikin hati saya gak interest ke dia, dia nggak setipikal dengan saya. Dia pendiam, saya cerewet banget banget. Dia lambat, saya flash phantom gitu deh. Dia introvert, saya extrovert max. Pokoknya, saya ngerasa nggak nyambung aja kalo ngobrol atau deketan sama dia. Bawaannya greget aja. Dan, saya pun ngerasa, sepertinya Rysmah pun nggak nyaman deket-deket saya meski dia nggak pernah bilang sih. Ehehehe

Tapi, entahlah. Saya jadi ngerasa Rysmah berkesan gimanaaaa gitu. Sepertinya sih, setelah momen kami jalan-jalan ke Bantimurung bareng. Waktu itu, saya ngeliat sisi dia yang lain, secara kami ngehabisiin waktu seharian bareng. Berdua doang! Pokoknya, setelah itu (kayaknya) interaksi kami mulai agak intens. Kami gila-gilaan di twitter. Kami unyuk-unyukan di fb. Kirim-kiriman email dan sms plus telponan. Kami bahkan ngebuat sebuah janji. Saya juga nggak sungkan-sungkan ngerepotin dia dengan tetek bengek buat ngehapus akun fb-ku. Dia juga ngasih info-info penting yang berguna banget meski nggak saya minta.  Dan, hati saya mulai terjatuh ke dia. Makanya, waktu ada seorang temen ngabarin sebuah peristiwa buruk tentang Rysmah, saya nggak gitu aja percaya. 

Rysmah, saya yakin kalo kamu masih pegang idealisme yang sama denganku. Karena kita berdua udah kenal jauh sebelum kita kenal temen-temen kita yang lain. Di IMMIM waktu itu kan yah kita pertama kali kenalannya? Pokoknya, saya yakin kalo kamu nggak bakal nyusul temen-temen kita yang gugur satu persatu. Terseret arus dan ngebuang idealisme kita. 

Rysmah, saya yakin kalo kamu dengan semua keadaanmu, tetap berupaya untuk menjaga diri agar senantiasa berbakti. Berbuat yang lebih dan lebih lagi.
Rysmah, saya yakin saja kalo kamu bakal jadi dokter gigi sholihah. Yang nggak cuma sekedar cari uang dan kedudukan. Tapi juga punya misi mulia untuk membantu sesama. Dan, itu semua harus dimulai dengan memantapkan dirimu. Teguhkan dirimu. Jangan kalah, jangan lemah!

Rysmah , saya nulis ini disini buat reminder agar kita mati dalam keadaan husnul khotimah. Harus tetap istiqomah, bagaimanapun orang mencemooh kita. Bagaimanapun nggak tahunya mereka tentang semua upaya kita.


Rahma, Rysmah, pada akhirnya mungkin saya tahu maknanya kalo orang bilang, "Saya menyukai kamu bukan karena ada apa-apanya." Mungkin, seperti inilah.

Rahma, Rysmah, I love you both. Dul da Saranghae. Uhibbukuma. Wo ai nimen.  Anata-tachi futaru ga daisukidesu. Ich liebe euch beide. Pokoknya, saya sayang kalian berdua dalam bahasa apapun.

Harus Bertahan! Harus Idealis! Harus Istiqomah sampe mati! Pokoknya, HARUS BISA KETEMU DAN KUMPUL-KUMPUL LAGI DI SYURGA! aamiiiiiiiin :)



:: kotak komentar saya tutup. Perasaan saya buat double R ini nggak perlu dikomentari disini kayaknya. Kalo bener-bener pengen komen, text me or email me aja :)

Take It Easy, Haps!

:: Edisi Mudik Lebaran

Terlalu banyak yang saya khawatirkan. Kekhawatiran yang nggak semestinya. Ini terkait tentang iman kepada takdir. Seberapa dalam yang saya punya?

Kalo memang harus mati, ya sudah mati saja. Toh, cuma anak ayam yang ditinggal beberapa hari. Kenapa saya begitu mencemaskannya? Kalo memang harus membusuk, ya biar busuklah. Toh, bisa jadi alasan untuk beli baju baru. Kenapa cucian kotor perlu dikhawatirkan? Kalo memang kotor, ya memang kenapa? Pulang nanti kan kamar dan segala barangnya bisa dibersihkan kembali. Kalo memang harus ada yang hilang, lalu apa masalahnya? Things, easy come easy go. Semua bisa dicari lagi nanti. Nggak ketemu ya beli baru. Nggak ada yang sama, ya sudah ikhlaskan saja. Bukankah Allah sebaik-baik penjaga?

Kalo harus diposisikan sebagai bungsu yang nggak tau apa-apa, ya sudah biar saja. Diam mungkin jauh lebih baik. Kalo terjadi clash dengan tetua atau kerabat yang datang, ya menahan diri aja. Angap sedang liburan. Nggak sampe sebulan. Kalau ditanya macam-macam yang nggak tau jawabannya, ya minta doa dari mereka semua. Semoga semua harapan dikabulkan. Kalo harus ketemu dengan orang-orang dari masa lalu, lalu terjadi awkward moment, ya sudah pasang senyum saja. Kalau nggak bisa, ya menghindar saja. Kenapa harus bertahan untuk sesuatu yang menyakitkan? Untuk semua kata-kata yang (akan terasa) menyakitkan, abaikan saja. Order otak untuk memprogram lupa.

Haps, siapkan stok senyum sebanyak kamu bisa. Lupakan semua hal yang menyakitkan. Pikirkan semua hal membahagiakan yang kamu punya.

Haps, berhenti mempertahankan paranoid yang kamu punya. Semua sudah ditakdirkan-Nya. Take it easy lah!

Jadi, ada alasan apa lagi untuk saya sekhawatir ini ya?