Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan

Penataran Seputar Ramadhan Kab.Sidrap, Sulawesi Selatan #3

Materi 3
By. Ust. Harman Tajang, LC
"ketika Ramadhan ini ku akhiri"

MUQADDIMAH 
Mempelajari hukum berpuasa adalah fardhu kifayah, namun jika waktunya sudah dekat maka hukumnya fardhu 'ain. Sebagaimana hukum mempelajari haji..

Lailatul qadr 
1. Merupakan malam diturunkannya alqur'an 
"Al-Qadr:1 - Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan."
2. Merupakan malam kemuliaan 
" Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." Al-Qadr 2-3
3. Malam dirubahnya takdir
Di malam lailatul qadr rasulullah mengajarkan untuk banyak2 berdoa, maka mintalah untuk duniamu dan akhiratmu.. mintalah kepada Allah semuanya baik untuk diluaskan reski qt dan di perbaiki akhirat qt..
Fudhail bin iyadh : "perbaiki amal di sisa umurmu, krn sesungguhnya seseorang itu dinilai di akhir hidupnya"
4. Merupakan malam yang sempit,
"Al-Qadr:4 - Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." Disebut sempit karena malaikat2 dan ruh (penamaan khusus untuk jibril) semua turun ke langit bumi.
5. Malam yang lebih baik dari 1000 bulan

Waktu lailatul qadr :
Hr. Bukahari wa muslim "Carilah malam lailatul qadr itu di sepuluh terakhir bulan ramadhan"
Hadits : 
- "carilah !!malam lailatul qadr itu" kata "carilah.." dimaknai oleh sebgian Besar ulama merupakan perintah dari Rasulullah sallallahu'alaihi wassallam untuk mencari malam tersebut dan bukannya bermalas-malasan menantinya.. 
Hikmah dirahasiakan nya malam lailatul qadr adalah qt disuruh untuk bersungguh2 beribadah di 10 hari terakhir bulan tersebut.
Ubay bin kaab : " malam lailatul qadr adalah malam yang ke 27"

Bagaimana seorang muslim dalam menantikan malam lailatul qadr. 
Aisyah berkata : " bahwasanya rasulullah bersungguh2 beribadah (melebihi kesungguhannya di hari2 yang lain) di 10 hari terakhir di buan ramadhan, "

I'tikaf
1. Dimasjid dimana diadakan sholat jum'at dan jamaah.
Mengambil tempat khusus di dalam masjid, untuk berkhalwah syar'iah
Kapan i'tikaf ?
- masuk ke tempat i'tikafnya pada hari ke 20 setelah terbenamnya matahari, ada juga yang mengatakan pada hari ke 21 setelah shalat subuh. Karena rasulullah pernah melakukan keduanya, namun untuk pernyataan yang takhir, ada yang mengatakan bahwa rasulullah telah masuk kemasjid pada malam ke 20 dan berniat untuk i'tikaf dan kemudian keluar dan masuk ba'da shalat subuh. Sehingga lebih berjaga2nya sebaiknya masuk ke masjid d malam 20 sebelum maghrib
Kapan keluar dari i'fikaf?
- saat diumumkannya 1 syawal, ba'da maghribhya, namun paling afdhalnya : dari masjid langsung ke tempat sholat ied..



Dan dengan postingan ini, saya juga mau bilang kalo saya bakal ngilang selama sebulan. Hiatus, or whatsoever the name lah. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan. Semoga kita semua bisa lebih baik lagi kedepannya :-)


Penataran Seputar Ramadhan Kab.Sidrap, Sulawesi Selatan #2

Materi 2
Ust. Yusran Anshar, LC

"Menata Hati untuk Syurga yang Tertinggi"

MUQADDIMAH
Persoalan ramadhan adalah persoalan ketaqwaan, untuk mencapai keridhaan Allah pun juga harus adanya ketaqwaan.. sehingga, kesibukan menjelang ramadhan yang tidak ada sangkut pautnya dengan ketaqwaan haruslah dihindari,, contoh yang menyita banyak perhatian adalah pilpres dan piala dunia..

Di kampung akhirat, yang diandalkan seseorang adalah "qalbin salim", yaitu orang2 yang menjaga kebersihan hatinya, yang dengannya derajat seseorang akan diangkat setinggi2nya sampai menggapai jannatu firdaus.. 

FIQIH PUASA

Definisi : 
Makna : menahan diri
Istilah : Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, jima' dan hal2 yang membatalkannya mulai dari sejak terbitnya fajar shadiq, hingga terbenam matahari disertai dengan niat.

Hal2 yang awalnya di halal kan dalam bulan ramadhan, kemudian diharamkan menunjukkan bahwa hal2 yang makruh terlebih2 lagi hal2 yang memang diharamkan maka keharamannya lebih berat lagi

Hukum puasa 
Adalah wajib, dan bukan hanya wajib

Al-Baqarah:183 - Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Memulai puasa
Mulailah berpuasa dengan rukyatul hilal (setelah dilihatnya hilal)

Siapa yang wajib berpuasa 
1. Muslim
Bahkan orang2 yang melakukan kesyirikan dan juga orang2 yang tidak melakukan shalat maka sebagian ulama mengatakan tidak sahnya mereka untu, berpuasa. Namun jika ada yangingin berpuasa maka jangandihalangi, karena ini adalah tanda 2 kebaikan. Cukup qt ingatkan agar puasa mereka sempurna maka harus shalat

2. Baligh, tanda2nya slah satu dibawah ini
- kumis,
- mimpi basahan
- haidh (bagi wanita)
Rasulullah mengajarkan puasa untuk anak2 mereka (shahabat) meski mereka belum baligh, sama halnya saat mengajarkan mereka sholat (jika berusia 10 thn, maka anak2 boleh dipukul jika tidak shalat )

3. Aqil, Berakal

4. Muqim
Tidak melakukan perjalanan... bagi orang yang melakukan perjalanan maka bagi dia pilihan, apakah mau Berpuasa ataukah berbuka, rasulullah telah memberikan contoh, beliau kadang berpuasa dan kadang tidak bepuasa, dan kadang pula memberikan pujian pada orang yang tetap berpuasa

5. Mumayyis

6. Tidak haid dan nifas

7. Niat
Persoalan dalam hati, tidak dilafadzkan meski di dalam hati... niat nya ikhlas.. .


Hal yang membatalkan puasa :
- jima' 
- makan dan minum secara sengaja
- memasukkan makan dan minum kedalam perut
Memasukkan makanan tidak sampai ke dalam kerongkongan maka tidak membatalkan puasa..
- keluar mani saat terjaga
Bila tidak terjaga, saat tidur mimpi basah, maka tidak membatalkan puasa.
keluar madzi, tidak membatalkan puasa
- muntah yang disengaja
- haid dan nifas
- murtad 

Tidak membatalkan puasa :
- waktu fajar telah masuk dan masih dalam keadaan junub
- bersiwak ketika berpuasa.
" jika saya tidak memberatkan ummat ku, maka akan kuwajibkan bersiwak setiap hendak shalat"
- berkumur2 dan memasukkan air kedalam hidung
- berhubungan dengan istri namun tidak sampai berjima'
- berbekam dan donor darah : 
tidak mengapa, namun dikhawatirkan lemah, dan menjadi makruh jika dia lemah,,, daan bisa menjadi batal jika kelemahan itu membuatnya berbuka, dan orang yang membekam juga batal krn orang yang membekam adalah penyebab
- makanan yang tidak masuk ke kerongkongan..
Sekedar mencicipi, 
- bercelak dan tetes mata.
- mandi dengan menyiram kepala dengan air di siang hari
- menelan dahak
- menelan sesuatu yang sulit dihindari (misalnya darah akibat luka dalam mulut)

Orang2 yang dibolehkan untuk berbuka
- orang sakit yang berbahaya baginya jika berpuasa dan orang yang berpergian.
- wanita haid dan nifas
- wanita hamil dan menyusui, membayar fidhyah, jika sanggup berpuasa maka bisa di qadha'
- orang tua baik perempuan maupun laki2 yang tidak mampu lagi untuk berpuasa. Baginya cukup membayar fidhyah..

Puasa yang sempurna
- menjaga diri dari hal2 yang membatalkan : menggunjing, namimah dll
- memaksimalkan ibadah.
Rasulullah bersabda: "Sholatlah seakan2 sholat mu yang terakhir" 
agar qt mempersembahkan sholat qt yang terbaik.. seperti itu pula dengan puasa, maka persembahkanlah puasa ini puasa terbaik, karena bisa jadi puasa ini adalah puasa yang terakhir buat qt..

Penataran Seputar Ramadhan Kab.Sidrap, Sulawesi Selatan #1

Materi 1. Ust. Taufan jafri, LC

Persiapan mengahadapi ramadhan : 
- Berdoa
Salah satu contoh doa para salaf, " ya Allah, pertemukan saya dengan ramadhan, dan sampaikan ramadhan dengan ku... "

- Bersikap Zuhud Dengan Dunia Senantiasa Bukan Hanya Di Bulan Ramadhan
karena ketika dunia telah masuk ke dalam hati ini maka, hal ini mampu menggoyahkan tauhid qt....

Anas bin mas'ud, berkata :"Rasulullah memegang kedua pundakku, dan berkata "hiduplah kamu di dunia, seakan2 orang asing yang sedang melintas/ menyebrang,,," berkata ibnu rajab, hadits ini mengajarkan qt untuk memutuskan diri qt dengan angan2 dunia, sehingga ketika dia merasakan ketenangan dengan dunia, dia tidak akan berkata "cukuplah diri saya dengan kesenangan tersebut", tapi mereka berkata : 
" wahai nafsu, sesungguhnya kesenangan dunia ini adalah kesenangan sedikit, dan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang abadi"
Abu dzar: ketika ditanya oleh seseorang bagaimana engkau dan rumah yang engkau miliki ini? Beliau menjawab " sesungguhnya kami punya rumah yang disediakan bagi kami dan kami akan dibawa ke sana,,,kemudian beliau kembali d tanya.. engkau kan sementara tinggal di dunia,, bukan dinakhirat..kemudian beliau menjawab "sesungguhnya pemilik rumah itu melarang kami untuk mengambil barang2itu dan menyimpan nya untuk kami di dunia"
Penjelasan fudhail bin iyadh : "seorang mukmin itu galau dan sedih, tentang kehidupan akhiratnya, dan bagaimana berjumpa dengan penciptanya, sehingga perhatiannya adalah mempersiapkan bekalnya untuk menghadapi akhirat dan berjumpa dengan Allah"

- Menunjukkan Kegembiraan, Dengan Cara Beribadah
Ketika rasulullah datang di madinah, beliau melihat orang yahudi berpesta, kemudian rasulullah bertanya, apa gerangan yang mereka rayakan sehingga sangat bergembira, dikatakan kepadanya bahwa, nabi musa menyelamatkan bani israil,,, maka rasulullah berkata, qt selayaknyalah lebih bergembira lagi, maka rasulullah menganjurkan ummatnya untuk berpuasa untuk menunjukkan kegembiraannya itu.. 
^rasulullah menunjukkan kegembiraannya dengan cara beribadah^

- Mentadabburi Alqur'an Dan Mulai Banyak Bersedekah
hadits ibnu abbas:"rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan bertambah kedermawanannya manakala jibril datang menyampaikan dan mengajarkan Alquran di bulan ramadhan"

Persiapkan Ramadhanmu...


Marhaban Yaa Ramadhan...

Alhamdulillah, Ramadhan tinggal 2 atau 3 hari lagi. Saya bersyukur masih bisa dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini. Meski masih banyak kurangnya persiapan disana-sini, tapi saya bersyukur banyak hal yang saya dapati untuk menyalakan kembali semangat dalam diri.

3 hari yang lalu, tiba-tiba seorang senior nun jauh disana menyapa saya melalui WhatsApp. Bertanya kabar dan sempat konfirmasi beberapa hal yang sempat menggantung diantara kami, dan meng-clear-kan semuanya. 1hari setelahnya, dia mengirimi saya materi penataran seputaran Ramadhan melalui WA. Saya senang banget. Alhamdulillah... (akan saya posting materinya setelah postingan ini, insyaAllah)

Ketika pengajian kemarin, ustadz menyampaikan materi seputar ramadhan. Kesimpulan yang bisa saya tuliskan kurang lebih seperti ini :

  • Disebutkan bahwa, setiap 1 amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dikalikan dengan 10 pahala kebaikan, yang hasilnya akan dikalikan lagi dengan 700 lipat  ( 1 x 10 x 700) , kecuali puasa. Allah sendiri yang mengatakan bahwa puasa yang kita lakukan hanya untuk Allah, dan hanya Allah sendiri yang tahu bagaimana penghitungannya. ----------> [trus ustadznya nanya, seandainya kita punya 2 orang anak, yang seorang memberi kita uang dengan perhitungan tiap bulan semisal 1juta a.ka dijatah, lalu yang seorang lagi memberi kita uang tanpa hitung-hitungan a.ka tiap kita minta dikasih tiap kita minta dikasih, kira-kira lebih banyak mana uang yang kita dapat? Yang dijatah atau tidak dijatah? Tergantung seberapa tebel isi dompetnya ya? haha. Dan yakinlah bahwa Allah Maha Kaya]
  • Kebahagiaan orang yang berpuasa : Adalah ketika berbuka, dan ketika do'a pasti dikabulkan pada masa itu (sebelum berbuka).
  • "Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum dari minyak kesturi." ----> ini karena mereka menahan diri dan meninggalkan apa-apa yang mereka senangi karena Allah. Dan untuk amalan yang kita tinggalkan karena Allah, maka Allah akan memberikan Syurga pada kita. Ingat saja, "Barang siapa yang meninggalkan hal-hal yang haram karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang jauh lebih baik."
  • [ustadz nanya, kalau seorang hendak walimah, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk persiapannya? Ada ummahat yang jawab 2 bulan, ada yang jawab 1 bulan, saya diam aja karena belum pernah walimah. hehe *eaaa curcol*] Para salaf (orang-orang sholih terdahulu) mempersiapkan diri dalam menyambut ramadhan 6 bulan sebelumnya. Ini dilakukan karena bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Sehingga perlu persiapan yang matang. Disebutkan juga bahwa saking istimewanya bulan Ramadhan, mereka berharap dalam setahun semua bulan adalah bulan Ramadhan aja. Jadi, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, kita juga perlu mempersiapkan diri agar bisa maksimal beribadah selama Ramadhan. 
  • Persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan fisik dan mental. Fisik : Siapin tubuh yang sehat dan nggak sakit-sakitan agar bisa beribadah dengan nyaman. Siapin juga mukena yang harum dan rapi agar nyaman shalat tarawih (ini sih tambah-tambahannya saya sendiri. Haha). Sedangkan persiapan mental berkaitan dengan semangat. Siapin stok semangat agar jiwa raga kuat beribadah. Karena kalo badan sehat, tapi malas-malasan ibadah, nggak bisa maksimal juga kan Ramdhannya.
  • Secara spesifik, bikin target umum dan khusus hal-hal yang ingin kita capai dan bagaimana kita mencapainya. Contoh, target khatam 2x di bulan Ramadhan. Maka, bikin target perhari untuk bisa mencapai itu. [Kalo ustadnya sih bilang perhari baca 2 juz. Tapi kalo cewek kan hitungannya nggak gitu ya. Soalnya dikurangin 7 hari atau lebih untuk masa "rehat"]. Lalu urai lagi lebih rinci, detail 2 juz (lebihin buat cewek2) dibaca setiap shalat semisal 4 lembar, dsb.Contoh berikutnya, semisal target shadaqah di bulan Ramadhan total 1 juta. Maka setiap hari harus sedekah 35rb. Rinciin lagi, misal dimasukin ke kotak amal masjid ketika tarawih, dsb. Kalau kita belum menyelesaikan target dalam sehari, jangan masuk ke hari berikutnya sebelum menyelesaikannya, atau kita anggap hutang yang harus langsung lunas dibayar di hari berikutnya.
  • Ingat hal ini : KALAU  KITA  MAU  SUKSES  KELUAR  DARI  BULAN  RAMADHAN  DENGAN  PREDIKAT  TAKWA ,  MAKA  SIKSA  BADAN  KITA  UNTUK  BERIBADAH  DI  BULAN  RAMADHAN.
  •  Penggandaan pahala di bulan Ramadhan adalah dengan memberi makan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa [penting banget nih terutama buat cewek-cewek yang punya masa "rehat"]. "Barang siapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun." (HR. Ahmad & Nasa'i).
  • "Orang yang berpuasa karena betul-betul mengharap keridhoan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya."
  • Maksimalin ibadah di bulan Ramadhan tanpa melakukan hal-hal yang merusak amalan. Karena tadarus, puasa, shalat sunnah, dan amalan-amalan yang kita lakukan akan sia-sia jika kita masih melakukan hal-hal yang bisa merusak amal ibadah kita. [ustadz ngingetin untuk menjaga mulut dari ngomong yang nggak perlu. No ghibah, No ngumpat, No mencela, No memaki]
  • Terakhir, diantara tanda ibadah seseorang di bulan Ramadhan diterima oleh Allah adalah, ia dimudahkan oleh Allah mengerjakan kebaikan-kebaikan (dalam beribadah) setelah Ramadhan/ di luar bulan Ramadhan. 
Semoga kita bisa memaksimalkan ibadah kita pada Ramadhan ini ya...

Just FYI, tombol Y di keyboard lepi ini rada bermasalah. Jadi kalo dalam tulisan di atas terdapat beberapa kurang pada huruf Y, harap dimaklumi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Me-ng-Galau


Oh, Tuhan. Sudah berapa kalimat keluhan yang sudah menghiasi blog saya ini. Belum lagi pada kehidupan sesunguhnya yang saya jalani. Saya, benar-benar sungguh tak tau diri... 

Tadi temen saya Rahma baru saja mengabarkan kalau dia sudah mengirimkan saya materi persiapan ramadhan ke email saya. Parahnya, device saya nggak mendukung saya untuk menilik isi email saya tersebut (attachment). Padahal, saya sendiri yang sedari awal meminta ke Rahma untuk dikirimkan. Jadi rasanya, saya bener-bener tak tau diri banget.

Kemarin, setelah ngobrol agak lama sama kak Farah,komplit dengan adegan nangis-nangisan segala, saya mulai bisa lagi menyusun puing hati saya yang terserak tak tau arah. Saya diingatkan kembali tentang keistiqomahan dalam berdoa. Betapa kemarin saya berlenggang tanpa benar-benar meminta pada-Nya. Doa saya timbul tenggelam. Kadang begitu kuat, tapi tak jarang seperti asap yang sangat lemah. Wuss, hilang bersama angin.

Barusan, saya mencoba lagi berkompromi dengan diri sendiri. Bertanya pada diri tentang apa yang paling saya ingin lakukan, apa yang paling ingin saya dapatkan jika Allah hendak mengabulkan permintaan pertama saya. Selama ini yang saya harapkan untuk pertama dikabulkan Allah adalah saya bisa mati dalam keadaan husnul khotimah. Tapi, pada kenyataannya saya jarang berhati-hati. Saya sering menyeret nyawa saya pada kesempatan mati sia-sia, dan masih sering mengangankannya. Tapi apa yang terjadi pada saya yang masih hidup sampai hari ini, meski saya kemarin-kemarin sering konyol, membuat saya yakin bahwa tak ada yang sia-sia dari doa. Seberapa pun mustahil kelihatannya doa tersebut untuk dikabulkan. Karena jika Allah berkata jadi, semua akan jadi sesuai dengan kehendak-Nya. 

Kenapa saya galau kayak gini? Itu karena bulan ramadhan tinggal menghitung hari. Dan saya tak punya persiapan apa-apa. Saya selalu bilang kalau saya pengen jadi cewek sholihah. Saya pengen mati dalam keadaan husnul khotimah. Saya pengen masuk syurga. Saya pengen bahagia dunia-akhirat. Tapi, ibadah saya nggak meningkat2. Akhlak saya masih banyak yang rusak. Kelak, kalau saya ditanya malaikat, gimana saya bisa santai menjawab? Ah, ramadan, meski saya begini nekat bertemu denganmu, saya berharap tetap bisa dapat rahmat. Cuci keimanan saya lagi, ya. Kapan saya mati, saya nggak menyesal telah menjalani hidup di dunia.

Ya Allah, tetap genggam erat hati saya. Jangan biarkan ia lari pada hal yang tak semestinya.

*Well, betapa saya kangen dinasehatin lagi. Betapa saya kangen diingatkan lagi. Betapa saya kangen berkumpul dengan teman-teman yang sholih/sholihah lagi.

~There's another time, haps. InsyaAllah. Sabar. Perbaiki saja dulu dirimu. Allah senantiasa mengawasi gerak-gerikmu.















The "Ting" Things


Hari ini ramadhan ke 17. Jum'at, hujan sepanjang hari. Hari kumpul2 terakhir di ramadhan ini bareng cewek2 kece-imut-sholihah macem prima, nuari, vivin, auliya, dan rahma. Berbagi hal seputar how to be the better jewellery in the world #if-you-know-what :D

Banyak the "ting" things hari ini: Meski hujan mengguyur bandarlampung seharian, kami tetep bisa kumpul. Itu, subhanallah banget. Dan nggak ada diantara kami yang basah satupun. Padahal, nggak ada diantara kami yang bawa payung. The "Ting" one...

The "ting" two, hujan sempet berhenti pas jam setengah tigaan. Saat kami sedang asyik berbincang. Sampe adzan ashar berkumandang. And it's amazing, adzan selesai, hujan turun lagi. Ramadhan, jum'at ba'da ashar hujan: praylist goes to the sky timing banget! Allahu Akbar...

The "ting" three, aksi kumpul-kumpul perpisahan-sementara tadi menyenangkan. Rumah shalihat baik hati nan kece prima tetep bisa kita jadiin basecamp selama ramadhan. Padahal sampe semalam, rumah prima hampir aja nggak bisa disewa gratis lagi. Tapi, subhanallah Allah bikin rumah prima, "ting" jadi bisa dipake lagi buat sehari ini tadi :)
Dan lagi, tadi solihat imut nan kece vivin pake kostum cantik banget. Berharap kostumnya nggak pernah dia ganti lagi sampe seterusnya dan seterusnya dan seterusnya. Semoga nyokapnya vivin bisa rela ikhlas anak gadisnya be the better jewellery in the world deh ya :)
Trus juga, calon dokter solihah nan rendah hati nuari meski udah bakalan nggak bisa gabung2 lagi krn harus pergi ke Palembang, tapi tadi udah ngikrarin janji. Buat istiqomah sampai kemudian, kemudian, kemudian, dan kemudian. Dan, saya udah dapet tempat nginap gratis di Palembang liburan nanti. Hihi :)
Pun shalihat pinter nan rendah hati auliya yang bawa berita gembira dengan tersedianya basecamp baru buat kita. Thanks to mamanya auliya yang udah ngasih surat pembebasan rumah sementara untuk kami :)
And the last sholihat kece rahma, yang sedang menunggu ketetapan Allah terkait masa depan. Apapun itu, insyaAllah yang terbaik dari Allah :)

The next "ting" thing, malam ini saya surfing ngalor ngidul. The last but not long-lasting time before my second hiatus for the 10th last day of ramadhan. Dan masyaAllah! I just found some people I've never known well, from my past. But, knowing they have been still alive and  stayed awake, I feel so alive and happy. Buat saya yang sering melemah-lemahkan diri, tauk mereka tetep istiqomah membuat saya seperti dapet kejutan "ting" dan harus istiqomah juga! Buat partner-partner saya dulu di MPM, semoga kalian  semua yang nggak pernah saya kenal hingga hari ini, tetap istiqomah sampai mati. Kalau di syurga nanti kita ketemu, dan mau ngadain semacam MPMP atau KHASS MPM lagi, atau SAINS mungkin, insyaAllah saya siap buat all out lebih dari yang kemarin. Haha :D

Thanks to You, my only one Rabb. Rabbii, terimakasih. Terimakasih buat the "ting" things selama ini. Terimakasih.

:: Dan saya benar-benar siap berhiatus sesi kedua. Sampai ketemu di Lebaran bulan depan :)

R. 1434H

Para Pemburu Lailatul Qadar

Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Di rumah hanya tinggal saya dan aunty. Bokap sedang di Jakarta. Nyokap menjemput Zulfa di sekolahnya. Sista' berangkat rapat Himpaudi ngajak sofiya. Dan kakak ipar kerja. Melihat kesempatan itu, saya dengan cekatan memenuhi hajat perut dengan masak mie instan dan membuat secangkir teh.

Yah, beginilah. Karena memang semua orang di rumah ini puasa kecuali saya, maka saya nggak mengharap ada makanan terhidang di jam siang seperti ini. Makanan sisa sahur hanya tinggal ikan goreng. Sayur sudah ludes. Dan saya, berasa incomplete kalau makan nasi tanpa kuah. Alhasil, saya masak mie instan kesukaan: indomie rasa soto :9

Aunty yang melihat kelakuan saya cuma geleng-geleng kepala. Bukan bermaksud tidak sopan atau apa, tapi saya menganggap bahwa aunty sudah dewasa, jadi saya santai aja makan di depan dia. Hehe *please don't try this when you outside home :D
Sambil menikmati secangkir teh dengan suasana ala-ala jepang-korea, saya ngobrol santai sama aunty.

Aunty: "Haps, malam lailatul qadar itu kita ngapain aja sih?"
Saya: "Ya beribadah. Shalat, tadarusan, dzikir, banyak-banyak berdo'a..."
Aunty: "Jadi, malam lailatul qadar itu kita begadang ya?"
Saya: "Ya, idealnya..."
Aunty: "Jadi, begadang buat shalat, shalat apa aja sebanyak itu, haps?"
Saya: "Ya shalat sunnah apa aja. Tahajjud, taubat, istikhoroh, yaaa shalat di malam hari pokoknya lah. Shalat kok shalat apa aja sih aunt?!"
Aunty: "Hehe, banyak-banyakin berdoa bagus ya haps?"
Saya: "Iya, banyak-banyakin berdoa. Banyak-banyakin mohon ampun sama Allah."
Aunty: "Trus haps, emang buat ngedapetin lailatul qadar itu harus i'tikaf ya? I'tikaf itu ngapain aja sih?"
Saya: "Ehm, gimana ya aunt? Semua orang bisa ngedapetin malam lailatul qadar secara timing. Tapi nggak semua orang bisa ngedapetin ampunan dari Allah di malam lailatul qadar, aunt. Lailatul qadar kan lebih baik dari 1000 bulan, it means kalo kita beribadah di malam itu, kita tuh layaknya beribadah selama 84tahunan loh aunt. Nah, kalo i'tikaf di masjid itu kan dia menghabiskan seluruh waktunya buat beribadah. Shalat, dzikir, berdo'a, tadarusan, shalat lagi, dzikir-dzikir lagi, tadarusan terus, dan berdo'a terus. Bahkan, tidurnya mereka yang i'tikaf aja terhitung ibadah. Jadi, sudah jelas mereka akan terhitung beribadah selama malam lailatul qadar berlangsung, aunt. Kesempatan mereka untuk "terhitung" lebih besar dibanding kita-kita yang mencoba meraih keutamaan lailatul qadar di rumah. Karena kita masih berkutat dengan urusan-urusan dunia. Ya gitu lah aunt." *sambil angkat bahu dan garuk-garuk kepala. Teh di cangkir udah kosong aja.
Aunty: "Kalo gitu kita i'tikaf yuk... Di masjid al Amin ada loh i'tikaf buat ceweknya..."
Saya: "Bukannya pekan depan insyaAlah kita udah mudik ke Jawa ya aunt?I'tikaf kan di 10 malam terakhir....."
Aunty: "Eh, iya ya. Kita insyaAllah udah di Jawa pas 10 malam terakhir. Ehehehe."

Lalu percakapan pun berlanjut ke rencana seputar mudik ke Jawa. Planning ke Baron, Parang kusumo, Solo dan pasarklewernya, serta banyak rencana lainnya. Yah, beginilah case hasn't closed yet, but we've been being just already busy with another busy-ing "dunia" things.

Ramadhan 1434H

Menebar Kebaikan Bersama

"Ayo dong, de. Masa' kita puas gini-gini aja. Masa' nggak kepingin buat sebuah langkah apa kek gitu. Orang sholih itu, bukan cuma untuk dirinya sendiri loh ya. Orang sholih itu, harus mensholihkan orang lain juga." Perempuan yang paling kecil diantara tiga orang itu berujar pada dua perempuan lainnya. Yang lain, diam sambil menunduk.

"Kalian kan sudah berbuat untuk diri kalian. Kalian sudah berupaya mensholihkan diri kalian. Jadi, sudah waktunya kalian berbuat untuk lingkungan kalian. Jadi, mari pikirkan langkah apa yang bisa kita lakukan untuk lingkungan kita." Masih, perempuan kecil itu berbicara pada dua yang lainnya.

"Tapi mbak, kita nih bingung loh mbak. Apa yang bisa kita lakuin." Seorang perempuan yang memakai kacamata menjawab dengan wajah masih tertunduk.

"Yah, apapun yang kalian bisa lakuin. Yang berguna. Yang membawa manfaat bagi orang lain. Hei, ambil momen ramadhan. Momen paling pas untuk menebar kebaikan." Perempuan kecil itu menanggapi.

"Tapi mbak, kita ini udah hampir kehilangan power lho mbak. Sebentar lagi kita udah demisioner." Perempuan terakhir, yang paling manis diantara mereka bertiga, mengungkapkan uneg-unegnya.

"Kalau gitu mari kita pikirkan bersama." Perempuan kecil mengambil pulpen dan kertas. Lalu mulai membuat sebuah garis vertikal dan sebuah garis horizon. Kedua garis itu bertemu di sebuah titik tengah, maka kertas tersebut terbagi kedalam empat bagian. Perempuan itu mulai memberi lebel sebuah huruf di tiap kotak: S-W-O-T

Sekitar sepuluh sampai lima belas menit ketiga perempuan itu duduk melingkar dengan sebuah kertas ditengah-tengah mereka. Berbicara ngalor ngidul tentang keinginan membagi kesholihan kepada orang lain. Sebagai sebuah bentuk kesyukuran atas kesholihan yang telah sedang mereka upayakan untuk diri mereka sendiri. Lalu, entah dari mana aliran itu berasal, sebuah semangat dan azzam yang kuat tersengat kedalam darah ketiga perempuan tersebut, menyertai salam penutup saat mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Padahal, sampai mereka berpisah, belum ada keputusan pasti tentang langkah apa yang akan mereka ambil.

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." (QS65:2)

Dua puluh tiga hari setelah percakapan itu, ketiga perempuan tersebut bertemu lagi. Dalam sebuah langkah nyata untuk menebar kebaikan bersama di bulan ramadhan. Lingkungan serba hijau menjadi saksi kebersamaan mereka. Semoga Allah memberkahi langkah ketiga perempuan itu, dan mengumpulkan mereka kelak di syurga yang Allah janjikan.

Semoga, langkah pertama itu menciptakan langkah-langkah nyata berikutnya. Semoga kebaikan semakin merajalela di bumi. Semoga ketiga perempuan itu mampu menjelma menjadi seribu perempuan berikutnya. Semoga ketiga perempuan itu mampu menjadi perempuan sholih sampai mati.

Ramadhan 1434 H

Ramadhan Suka-Suka

Subhanallah, saya mampu melewati 10 hari pertama ramadhan. Dan di dua pertiga ini, saya telah menjerit di pagi-pagi buta. Tapi yah, mau bagaimana lagi? Itu takdir Allah yang nggak bisa dielakkan. Saya, perempuan :)

Alhamdulillah, saya sudah melewati satu kali putaran. Sempet menghadapi rasa malas, sempet juga ngeyel-ngeyelan karena mau menangin diri sendiri. Whatsoever, ramadhan tahun ini, saya sangat suka ♥

Pertama , meski ada perbedaan waktu awal ramadhan, tapi ramadhan kali ini keluargaku sewarna semua. Puasa pertama kami hari Rabu, 10 Juli 2013. Padahal, saya udah deg-degan banget. Males gontok-gontokan sama nyokap dan aunty kalo mereka ngotot ngikut puasa hari selasa. Soalnya, pengalaman-pengalaman sebelumnya gitu. Nyokap sama aunty selalu ngikut yang puasa duluan. Sementara saya, ngikut pemerintah. Dan, nyokap susah mentolerir perbedaan terkait waktu puasa ini. Yang lalu-lalu sih saya bisa ngehindar karena saya ngekost. Nah kalo udah serumah, nggak mungkin buat saya bisa ngebedain diri tanpa gontok-gontokan dulu. Tapi, subhanallah! Nyokap sama aunty ngikut hari Rabu. Alasan mereka, "Kan emang hilal nggak terlihat. Masa' kita mau puasa?!" Hihihi, ramadhan ini suka deh ♥

Kedua , ramadhan tahun ini alhamdulillah saya ngerasain tarawih berjamaah bareng ladies di rumah. Tahun kemaren, saya masih shalat sendiri. Mereka diajakin jama'ahan nggak mau. Alasannya, ritme kami berbeda. Nyokap shalat tarawihnya sistem cicilan: Empat setelah isya, empat sebelum tidur, dan tiga sebelum sahur. Kalau sista' tarawihnya nunggu anaknya dua itu tidur dulu. Kalau aunty ritmenya kapan dia mood: bisa setelah isya, bisa sebelum tidur, atau tengah malam sebelum sahur. Dan saya sendiri lebih suka di awal waktu. Keburu ngantuk, keburu malesnya dateng. But well yeah, ramadhan kali ini, tetiba aunty inisiatif ngajak tarawih berjama'ah biar lebih semangat. Jadi deh ruang tengah sebagai mushala dadakan :)

Ketiga , ramadhan tahun ini cuacanya dingin sejuk basah banget. Udah lama banget saya nggak ngedapetin ramadhan hujan. Bertahun-tahun, ramadhan selalu panas. Tapi, kali ini siangnya sejuk. Malamnya brrr. Hari pertama puasa, hujan turun dengan sangat deras. Berasa ramadhan tahun ini istimewa gimana gitu. Ibadah siang jadi semangat. Puasa jadi nggak terlalu berasa. Lemes, nggak tuh.... :)

Keempat , pewarnaan itu udah berasa di ramadhan tahun ini. Saya mewarnai dan diwarnai. Dalam hal makanan, alhamdulillah keluarga udah nggak semewah tahun kemaren. Menu berbuka pun tergolong biasa dan wajar. Hanya kurma, snack ringan, dan nasi plus lauk pauk. Sahur pun hanya nasi dan lauk pauk, plus teh hangat (kalau sempat). Jadi, nggak lebay kayak tahun kemaren. Dan saya, sudah terwarnai pulak. Kalo tahun kemaren masih kebawa suasana anak kost yang akrab dengan keterbatasan: sebatas kurma dan nasi bungkus saja, tahun ini saya membiasakan diri menyantap snack ringan bareng keluarga. Yah, it feels homey

Kelima , saya mendapat banyak hal yang membuat saya seperti ter-recharge. Saya bisa kumpul dengan cewek-cewek imut sholihah macem prima, nuari, auliya, vivin, rahma, dan desy. Dari mereka saya belajar untuk tetap berupaya istiqomah. Saya juga dapet keringanan ngajar selama ramadhan. Cuma 2× sehari dan dapet kortingan durasi jamnya pulak. Saya juga dapet saingan buat lomba tadarusan. Siapa yang paling bisa better di ramadhan ini. Saya juga udah nyiapin pray list  buat dilantunin sepanjang bulan ini. Dan, masih banyak kejutan-kejutan lainnya yang bikin ramadhan ini berasa sangat suka :)

Pokoknya, ramadhan tahun ini saya sukkkkkkkkaaaaaa ♥

Do'a Ramadhan


Do'a yang dianjurkan untuk banyak-banyak dibaca selama bulan ramadhan, terutama pada 10 malam terakhir:

ALLAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN, TUHIBBUL 'AFWA, FA' FU-'ANNI.

Arti: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku.

Semoga kita bisa menjalankan ibadah ramadhan dengan sebaik-baiknya ya all the moslem people in the world  :)

Marhaban ya Ramadhan


Hei, ramadhan udah mendekat. Apa yang udah kamu siapin, haps? #jlebb mental banget saya sama pertanyaan itu.

Fisik udah siap?
Yah, siap nggak siap harus siap lah. Puasa kan emang kewajiban. Tetap berharap nggak punya hutang sih. Aktivitas keseharian tetep jalan? Ini dia yang bikin ogah-ogahan. Ramadhan bulan bazar pahala, tapi mesti tetep berkutat sama aktivitas dunia. Yah......

Berdiri sejaman buat shalat tarawih, bisa tahan?
Hm, insyaAllah diusahain. Tarawih kan cuma ada sekali dalam setahun. Jadi, rugi banget sih kalo sampe nggak tarawihan. Jamaahan? Nah ini dia ni problemanya. Tahun ini saya ramadhan di rumah. Which is, mushalla di lingkungan sini kalo shalat tarawih cepetnya na'udzubillah. Jadi kecapean karena ngikutin imamnya saking flash phantom banget. Masjidnya, jauhhhhh... jalanan gelep, nggak nyaman banget buat cewek kece keluar sendirian :uhuk
Jadi yah......

Bangun tengah malam buat sahur?
Alhamdulillah sahurnya bareng keluarga. Seenggaknya, bahu membahu dalam pengelolaan waktu dan saling mengingatkan untuk tetap sahur dengan khusyuk, bukan justru berlebih-lebihan terkait makanan. Dan juga, jadi ngebangun lagi semangat buat qiyamul lail :)

Tadarusan?
Iya nih, tetep mentarget buat bisa khatam minimal 2kali selama ramadhan ini. Tapi, here's something wrong with my eyes. Sekitar 3 bulan ini saya selalu merasa pandangan mata saya sering mengabur. Saya jadi bener2 nggak bisa melihat meski jaraknya hanya 15cm dari mataku. Bukan, bukan nggak melihat seperti saya mendapati sekitar gelap pekat. Bukan. Tapi, semacam gambar berwarna kabur yang bergelombang dan saya nggak bisa mengidentifikasi gambar apa dihadapanku itu. Periksa mata? Malas ah. Saya cuma berharap mata saya sembuh dengan sendirinya. Mudah-mudahan aja ramadhan memberi keajaiban bagi mata saya :D

Sedekah tetap berkesinambungan?
InsyaAllah! Semoga rizki saya selalu dilancarkan dan tangan saya nggak dibelenggu. Udah ada rencana buat ngalirin dana? InsyaAllah TPQ di rumah bikin event selama ramadhan. InsyaAllah bermanfaat :)

Ada persiapan yang lain?
Iya, insyaAllah tetep berazzam untuk nggak nyentuh internet selama ramadhan, kecuali pada masa cuti ramadhan :)
Dan juga, berkompromi dengan nafsu untuk merasa cukup dengan  kurma, nasi+lauk pauk sebagai hidangan berbuka puasa. Atau menggantinya dengan kurma+ kolak/esbuah, dsb tanpa menyentuh nasi sebagai hidangan berbuka. Itu agar perut nggak terlalu penuh dan lupa pada esensi puasa di siangnya.
Berbakti kepada keluarga lebih intensif lagi. Menahan mulut agar nggak membantah. Berusaha menjaga sikap meski kontra terhadap pemikiran mereka. Siapin kunci invisible buat mulut selama kumpul keluarga besar.
Nggak berniat ngisi pulsa. Nggak mau sibuk dengan sms atau tlp selama ramadhan. Kecuali untuk hal yang penting dan mendesak.
Plus, nyiapin do'a-do'a yang akan dilantunkan sepanjang ramadhan.

Ramadhan.... jadikan saya salah satu orang yang lulus dengan predikat taqwa ya :)

Cemburu


Dan, saya pun baru merasakan perasaan yang dimiliki oleh orang-orang miskin (dari kalangan para sahabat) yang pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka berkata kepada Rasulullah tentang kecemburan mereka terhadap orang-orang kaya. Mereka menyebutkan, betapa orang-orang kaya tersebut bisa mendapat pahala karena harta yang mereka miliki, dan mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan mereka mendapat kenikmatan abadi di syurga. Karena orang-orang kaya itu melakukan ibadah (shalat dan puasa) yang sama seperti orang miskin, tapi disamping itu, mereka memiliki kelebihan harta yang bisa mereka gunakan untuk ibadah haji, umroh, jihad, dan sedekah. Sementara orang miskin nggak bisa melakukannya.*

Hari ini tadi, saya baru merasakan kecemburuan itu.Kecemburuan seorang yang hanya mampu menyumbang 15ribu sementara kumpulan ibu-ibu dihadapanku mampu menanggung 200ribu, 100ribu, dan sekian ratus ribu lainnya.

Hari ini tadi, saya baru merasakan kecemburuan terhadap semangat para ibu-ibu itu untuk memuliakan tamu yang datang, meluangkan waktu mereka dan sangat bersemangat untuk berkorban. Sementara saya yang masih muda, semangatnya masih sering up and down. Saya, jadi malu. Bener-bener malu.

Sebenarnya, saya nggak merasa miskin karena saya pribadi nggak pernah merasakan bagaimana itu kaya secara nyata. Hanya saja, kemampuan saya belum menyamai para ibu-ibu tersebut secara finansial. Rasanya, cemburu banget mendapati mereka sangat loyal dalam pengeluaran dana untuk sedekah. Rasanya sangat cemburu saat tau kalo diantara ibu-ibu itu ada yang hendak berangkat haji dengan biaya sendiri. Rasanya, cemburu ini semakin menjadi karena semangat mereka meraih pahala itu, mengalahkan semangat kami para anak muda.

Dan saya, tetap berazzam, meski (seandainya pun) tak ditakdirkan Allah menjadi kaya secara finansial, saya ingin tetap kaya hati. Lapang dan sempit tetap bisa berbagi. InsyaAllah. Semoga bisa!

*Kisah ini dijelaskan secara rinci dalam Hadits Shohih Bukhari dan Muslim

Catatan Ramadhan (Last Part)

Sepertinya ini adalah catatan terakhir yang bisa saya post di bulan Ramadhan ini. Terlalu banyak pelajaran yang saya dapat sebenarnya. Bukan karena saya pelit untuk membaginya, hanya saja, terkadang kita memang tidak bisa membaginya, bukan karena tak ingin, tapi karena tak bisa.

Hai ini saya baru saja touch down di Grandma's village. Ada perasaan lain yang dirasakan orang-orang yang mudik. Dan sensasi ini tak pernah dirasakan orang yang tak punya kampung. Ada perasaan senang, bahagia, dan kenangan-kenangan yang terlalu lama disimpan muncul kembali.

Catatan Ramadhan (Bag. 4)


Sudah sepantasnya, Ramadhan ini kita sikapi dengan bijak. Sesuai dengan sebab dan hikmah diwajibkannya kita melaksanakn ibadah puasa di bulan ini. Bijak, untuk tidak berlebih-lebihan ketika saatnya berbuka puasa. Bijak, untuk tidak memperbanyak tidur kita. Bijak, untuk tak serakah ketika sahur. Dan bijak, untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Serta bijak, memanfaatkan momen dimana ada hari yang lebih baik dari seribu bulan di bulan mulia ini. Semoga, kita keluar dari bulan ini dengan predikat "TAKWA". Semoga. Aamiin.

Tamu ini Geli-Geli Menjengkelkan


Sudah separuh lebih Ramadhan terlewati. Dan suasana penuh berkah ini masih menyelimuti. Masjid dekat rumah saya, masih ramai tadarusan. Baik setelah shalat tarawih sampai jam setengah sebelas malam, atau pada saat sahur hingga subuh datang. And I love it, alhamdulillah...

Rumah saya juga selalu dipenuhi anak-anak TPQ tiap sorenya. Bejubel mereka memenuhi bagian depan rumah saya. Terbagi dalam dua kelompok: anak-anak yang sudah membaca alqur’an dan anak-anak yang masih belajar membaca buku Iqro.

Suasana Ramadhan kali ini juga lebih berasa lagi karena di rumah, dua keponakanku yang so lovely itu ikut berpuasa. Zulfa (5 tahun) sudah mulai berpuasa one day full. Yah, dengan catatan jatah main (terutama lari-larian) dikurangi dan jam tidurnya diperpanjang. Sementara si kecil Sofiya (3 tahun) sudah belajar berpuasa setengah hari. Dan subhanallah, mereka berdua tak mencuri-curi makan dan minum di belakang kami. Tak berani...

Lucunya, kami para elder, sering menggoda dua bocah lucu itu. Pernah, di suatu siang..
Saya                      : “Mbak Zulfa, mau makan gak? Nih di meja ada makanan.”
Zulfa                     : “ Gak lah. Kan puasa..”

Pernah juga ada kejadian seperti ini,
Sofiya                   : “Umi, kok adzannya lama sih?” (mulai merengek)
Mbak saya             : “Sabar ya, sayang. Adzannya bentar lagi.”
Sofiya                   : “Tapinya kok lama..” (sudah mulai rewel)
Aunty                    : “De, Orang yang gak puasa kenapa?”
Sofiya                   : “Dosa..”
Aunty                    : “Ade mau kalo dosa?”
Sofiya                   : (geleng-geleng kepala, kemudian berhenti rewel)

It’s really exciting bisa melewati Ramadhan di rumah begini. Tapi, sudah 8 hari ini saya kedatangan tamu. My hope besok ia bisa segera pergi. Soalnya, tamu ini geli-geli menjengkelkan. Karena dia, saya gak bisa beribadah dengan maksimal. Karena dia juga, saya gak bisa merasakan nikmatnya puasa meski tetap saja kesulitan makan dan minum. Karena dia juga, saya langsung mengeluarkan hitungan matematis untuk Syawal nanti. Dan karena dia-lah Ramadhan saya jadi “berlubang”.

Yah, tamu ini geli-geli menjengkelkan!

Bdl, 18 Ramadhan 1433 H

Catatan Ramadhan (Bag. 3)


It's day 4th saya "cuti" puasa. Yah, beginilah nasib seorang perempuan. Sudah digariskan merasakan hal seperti ini tiap bulannya. Bersyukur, karena ini membuktikan saya seorang perempuan sejati :)) Ketika awal puasa, saya ber-azzam untuk fokus beribadah. Tak mau terganggu dengan dunia internet. baik twitter, fb, bahkan blog saya sengaja niatkan untuk diabaikan. Dan, memang ketika awal puasa, saya benar-benar menjalankan azzam saya tersebut. Laptop, dan modem nganggur, saya gak tergiur untuk menyentuhnya. BB kakak ipar tergeletak begitu saja di meja, saya tak berusaha memanfaatkannya sekedar untuk ngecek mention di twitter atau notifikasi fb. Bahkan, saya juga tak tergoda dengan game seru di android mbak dan tanteku. Itu terus berlangsung samapai saya harus membatalkan puasa saya di tengah hari yang garang. Entah bagaimana bisa, padahal setansetan sudah dibelenggu, saya akhirnya tergoda. Jadi mentang-mentang gak puasa, saya gak shalat, gak tadarus, dan yah begini: Mulai nongkrong depan lepi, ngetik asyik apa-apa yang saya dapati sebagai pelajaran-pelajaran di tiap Ramadhan saya. Tapi, saya tetap berusaha tak berlamalama mantengin twitter atau fb. Karena bagaimanapun, ini Ramadhan, kawan. Saya tak mau menyianyiakannya begitu saja. SEkarang waktunya kita mengumpulkan pahala sebanyakbanyaknya :)

Catatan Ramadhan (Bag. 2)


Malam ini saya melankolis, banget. Entahlah, tetiba saja saya mudah tersentuh hatinya. Saya tak bisa membendung airmata saya saat sebuah stasiun televisi swasta menayangkan kisah seorang kakek berkewarganegaraan Cina, pengayuh becak yang miskin dan papa tapi berhati mulia. 

Mirisnya, ia hanyalah tukang becak yang penghasilannya tak seberapa. Tapi dengan hatinya yang mulia ia menyumbangkan SELURUH penghasilannya dari mengayuh becak itu ke panti asuhan. Sementara untuk makan, ia memilih MEMULUNG. Diceritakan, hingga pada usiake 91 tahun ia datang ke panti asuhan tempat ia selalu menyumbangkan penghasilannya, ia pun meminta maaf karena tak bisa lagi mengayuh becak karena sering sakit-sakitan. Dan di hari itu, ia menyumbangkan uang penghasilannya yang terakhir. 

Saya sangat terharu. Kakek itu seorang Cina yang bukan muslim. Tapi dalam keadaannya yang miskin itu, ia membawa semangat berbagi yang begitu besar. Semangat berbuat untuk sesama. Saya benar-benar tak bisa menghentikan airmata saya.

Saya malu, saya tersedu-sedu. Saya, seorang muslim, masih muda, dan bukan termasuk orang miskin. Tapi semangat saya untuk membantu sesama belum sebesar kakek itu. Apalagi ini bulan Ramadhan. Saya malu...

Lantas saya berdoa pada Allah, saya ingin menjadi manusia yang berguna, dan bisa menolong sesama. Hingga akhir hayat saya.

Para malaikat, “aamiin”-kan doa saya. Ya Allah, kabulkanlah Ya Allah.
Bdl, 27 Juli 2012

Catatan Ramadhan... (Bag.1)

Ada perasaan bahagia yang meletup-letup bagai percikan kembang api di hati saya. Malam ini, dan beberapa malam sebelum ini, telinga saya senantiasa menangkap lantunan tilawah al qur'an yang seakan memenuhi langit bumi. Dan bahagianya, suara yang tertangkap di telinga saya berasal dari pita suara manusia langsung, bukan dari tape atau dvd player.

Seperti malam ini misalnya, 5 Ramadhan 1433 H, hingga pukul 21.40 WIB, lantunan tilawah masih saja memenuhi langit. Suaranya bertautan dari satu masjid ke masjid yang lain. Ada perasaan haru disini.
Dari dalam kamar sempit saya, saya menahan keinginan untuk tadarus karena ada semangat yang menggebu untuk membagi kebahagiaan yang saya rasa malam ini. Bagi saya, kebahagiaan itu sudah sepantasnya dibagi. Dan, saya bahagia malam ini, saudara-saudara!!!

 Saya bahagia, karena malam ini terasa begitu indah dengan aroma kebaikan yang tercium dari manusiamanusia hebat yang memenuhi masjid tiap malammalamnya. Saya bahagia, karena bumi diliputi suasana damai dan penuh berkah. Saya bahagia, karena malammalam ramadhan dipenuhi dengan manusiamanusia yang senantiasa mengingat Tuhannya. Saya bahagia, karena ramadhan penuh dengan ibadah yang tampak setiap harinya. Tilawah dimanamana, malam hingga larut, dini hari saat sahur hingga subuh. Saya bahagia, ya Allah...

Dan kebahagiaan saya, menuntut saya untuk berdoa. Semoga, ketika Ramadhan telah pergi, tilawahtilawah itu tak ikut pergi. Semangat ibadah itu tidak turut mati. Saya ingin setiap harinya seperti malam ini ya Rabb...

Saya ingin terus bahagia seperti ini Ya Allah...

Bdl, 25 Juli 2012