Defense Mechanism


Dulu sekali saya pernah menemukan kata ini di sebuah majalah. Kalo di-Indonesia-in jadi mekanisme defensif. Lalu, semacam diserang penasaran yang berkepanjangan, langsung saya cari artinya di kamus Bahasa Inggris (Kamus Oxford). Defense means perlindungan dalam melawan serangan/kritik. Mechanism means sebuah metode atau sistem krn memperoleh sesuatu. Jadi kalo digabungin, defense mechanism atau mekanisme defensif (mungkin) didefinisikan sebagai sebuah metode/cara yang dilakukan oleh seseorang untuk melindungi diri dalam menghadapi serangan/kritik dari orang lain. Nah, metode yang bagaimana itu? Mari kita menganalisa bersama...

Well, ketika kita melakukan kesalahan/memiliki kekurangan dan itu dilihat orang lain, lalu orang lain diluar kita menyerang kita dengan mengungkap kesalahan/kekurangan itu yang ada di diri kita, selalu ada metode yang kita lakukan dalam mempertahankan dan membela diri sendiri.

Ketika sebuah serangan dari orang lain datang kepada kita untuk sebuah hal yang tidak kita lakukan, ada pembelaan diri (self defense) yang kita lakukan untuk membersihkan nama kita. Entah itu sebuah klarifikasi atas kebenaran yang kita yakini, atau sekedar sikap acuh tak acuh, atau justru mengungkap fakta dan menunjuk orang lain sebagai pelaku kesalahan yang sebenarnya. Nah, manakala serangan tersebut mengangkat sebuah fakta yang sebenarnya memang kita lakukan, adalah sebuah naluri manusia untuk tetap saja dan sangat mungkin bagi kita membuat sebuah cara untuk membela diri sendiri, bahkan mungkin kita akan berupaya untuk menutup-nutupi kesalahan kita itu. Nah, adapun defense mechanism itu secara proyektif adalah sebuah cara melindungi diri dengan menyalahkan orang lain untuk menutupi rasa bersalah.

Dan saya rasa, setiap orang memiliki tendensi untuk melakukan mekanisme defensif ini. Contoh mudah, ketika kita nggak sengaja menyenggol gelas di pinggir meja hingga jatuh dan pecah, mungkin yang kita lakukan adalah menyalahkan orang yang menaruh gelas tersebut dengan berkata, "Kamu yang salah, kenapa naruh gelas di pinggir bukan di tengah?" Padahal bisa jadi karena kita yang nggak teliti dan hati-hati. Pun, ketika kita berada pada posisi orang yang menaruh gelas di pinggir meja tadi, kita juga akan menyalahkan orang yang menyenggol gelas tersebut. Karena dia membuat gelas tersebut jatuh dan pecah. Padahal kalau kita menaruh gelas tersebut di tengah meja, mungkin saja gelas tersebut nggak akan jatuh dan pecah.

Jelas saja, defense mechanism selayaknya tidak kita pertahankan. Namun, apalah daya, manusia memang begitu adanya. Jadi mungkin, kedepannya kita perlu untuk bercermin ke diri sendiri lebih banyak. Lebih lama. Untuk melihat kesalahan dan kekurangan kita lebih sering lagi, sebelum menyalahkan orang lain. Sebuah jalan nasehat menasehati itu emang lebih menentramkan dibanding metode menyerang atau kritik pedas yang melahirkan debat tak tentu arah.

Well, correct me if I'm wrong (CMIIW) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)