Dan, saya pun baru merasakan perasaan yang dimiliki oleh orang-orang miskin (dari kalangan para sahabat) yang pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka berkata kepada Rasulullah tentang kecemburan mereka terhadap orang-orang kaya. Mereka menyebutkan, betapa orang-orang kaya tersebut bisa mendapat pahala karena harta yang mereka miliki, dan mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan mereka mendapat kenikmatan abadi di syurga. Karena orang-orang kaya itu melakukan ibadah (shalat dan puasa) yang sama seperti orang miskin, tapi disamping itu, mereka memiliki kelebihan harta yang bisa mereka gunakan untuk ibadah haji, umroh, jihad, dan sedekah. Sementara orang miskin nggak bisa melakukannya.*
Hari ini tadi, saya baru merasakan kecemburuan itu.Kecemburuan seorang yang hanya mampu menyumbang 15ribu sementara kumpulan ibu-ibu dihadapanku mampu menanggung 200ribu, 100ribu, dan sekian ratus ribu lainnya.
Hari ini tadi, saya baru merasakan kecemburuan terhadap semangat para ibu-ibu itu untuk memuliakan tamu yang datang, meluangkan waktu mereka dan sangat bersemangat untuk berkorban. Sementara saya yang masih muda, semangatnya masih sering up and down. Saya, jadi malu. Bener-bener malu.
Sebenarnya, saya nggak merasa miskin karena saya pribadi nggak pernah merasakan bagaimana itu kaya secara nyata. Hanya saja, kemampuan saya belum menyamai para ibu-ibu tersebut secara finansial. Rasanya, cemburu banget mendapati mereka sangat loyal dalam pengeluaran dana untuk sedekah. Rasanya sangat cemburu saat tau kalo diantara ibu-ibu itu ada yang hendak berangkat haji dengan biaya sendiri. Rasanya, cemburu ini semakin menjadi karena semangat mereka meraih pahala itu, mengalahkan semangat kami para anak muda.
Dan saya, tetap berazzam, meski (seandainya pun) tak ditakdirkan Allah menjadi kaya secara finansial, saya ingin tetap kaya hati. Lapang dan sempit tetap bisa berbagi. InsyaAllah. Semoga bisa!
*Kisah ini dijelaskan secara rinci dalam Hadits Shohih Bukhari dan Muslim
kata Rasullulah kalau ga salah: orang miskin juga bisa beramal dg cara tawakkal dan tidak mengeluh. dan itu sama besar pahalanya dengan orang2 kaya.
BalasHapusaduh Andranya wes payu, kamu sama bapake ae yah, duren... :3