Menebar Kebaikan Bersama
"Ayo dong, de. Masa' kita puas gini-gini aja. Masa' nggak kepingin buat sebuah langkah apa kek gitu. Orang sholih itu, bukan cuma untuk dirinya sendiri loh ya. Orang sholih itu, harus mensholihkan orang lain juga." Perempuan yang paling kecil diantara tiga orang itu berujar pada dua perempuan lainnya. Yang lain, diam sambil menunduk.
"Kalian kan sudah berbuat untuk diri kalian. Kalian sudah berupaya mensholihkan diri kalian. Jadi, sudah waktunya kalian berbuat untuk lingkungan kalian. Jadi, mari pikirkan langkah apa yang bisa kita lakukan untuk lingkungan kita." Masih, perempuan kecil itu berbicara pada dua yang lainnya.
"Tapi mbak, kita nih bingung loh mbak. Apa yang bisa kita lakuin." Seorang perempuan yang memakai kacamata menjawab dengan wajah masih tertunduk.
"Yah, apapun yang kalian bisa lakuin. Yang berguna. Yang membawa manfaat bagi orang lain. Hei, ambil momen ramadhan. Momen paling pas untuk menebar kebaikan." Perempuan kecil itu menanggapi.
"Tapi mbak, kita ini udah hampir kehilangan power lho mbak. Sebentar lagi kita udah demisioner." Perempuan terakhir, yang paling manis diantara mereka bertiga, mengungkapkan uneg-unegnya.
"Kalau gitu mari kita pikirkan bersama." Perempuan kecil mengambil pulpen dan kertas. Lalu mulai membuat sebuah garis vertikal dan sebuah garis horizon. Kedua garis itu bertemu di sebuah titik tengah, maka kertas tersebut terbagi kedalam empat bagian. Perempuan itu mulai memberi lebel sebuah huruf di tiap kotak: S-W-O-T
Sekitar sepuluh sampai lima belas menit ketiga perempuan itu duduk melingkar dengan sebuah kertas ditengah-tengah mereka. Berbicara ngalor ngidul tentang keinginan membagi kesholihan kepada orang lain. Sebagai sebuah bentuk kesyukuran atas kesholihan yang telah sedang mereka upayakan untuk diri mereka sendiri. Lalu, entah dari mana aliran itu berasal, sebuah semangat dan azzam yang kuat tersengat kedalam darah ketiga perempuan tersebut, menyertai salam penutup saat mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Padahal, sampai mereka berpisah, belum ada keputusan pasti tentang langkah apa yang akan mereka ambil.
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." (QS65:2)
Dua puluh tiga hari setelah percakapan itu, ketiga perempuan tersebut bertemu lagi. Dalam sebuah langkah nyata untuk menebar kebaikan bersama di bulan ramadhan. Lingkungan serba hijau menjadi saksi kebersamaan mereka. Semoga Allah memberkahi langkah ketiga perempuan itu, dan mengumpulkan mereka kelak di syurga yang Allah janjikan.
Semoga, langkah pertama itu menciptakan langkah-langkah nyata berikutnya. Semoga kebaikan semakin merajalela di bumi. Semoga ketiga perempuan itu mampu menjelma menjadi seribu perempuan berikutnya. Semoga ketiga perempuan itu mampu menjadi perempuan sholih sampai mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...
Just make sure saya baca satu persatu :-)