It's day 4th saya "cuti" puasa. Yah, beginilah nasib seorang perempuan. Sudah digariskan merasakan hal seperti ini tiap bulannya. Bersyukur, karena ini membuktikan saya seorang perempuan sejati :)) Ketika awal puasa, saya ber-azzam untuk fokus beribadah. Tak mau terganggu dengan dunia internet. baik twitter, fb, bahkan blog saya sengaja niatkan untuk diabaikan. Dan, memang ketika awal puasa, saya benar-benar menjalankan azzam saya tersebut. Laptop, dan modem nganggur, saya gak tergiur untuk menyentuhnya. BB kakak ipar tergeletak begitu saja di meja, saya tak berusaha memanfaatkannya sekedar untuk ngecek mention di twitter atau notifikasi fb. Bahkan, saya juga tak tergoda dengan game seru di android mbak dan tanteku. Itu terus berlangsung samapai saya harus membatalkan puasa saya di tengah hari yang garang. Entah bagaimana bisa, padahal setansetan sudah dibelenggu, saya akhirnya tergoda. Jadi mentang-mentang gak puasa, saya gak shalat, gak tadarus, dan yah begini: Mulai nongkrong depan lepi, ngetik asyik apa-apa yang saya dapati sebagai pelajaran-pelajaran di tiap Ramadhan saya. Tapi, saya tetap berusaha tak berlamalama mantengin twitter atau fb. Karena bagaimanapun, ini Ramadhan, kawan. Saya tak mau menyianyiakannya begitu saja. SEkarang waktunya kita mengumpulkan pahala sebanyakbanyaknya :)
Catatan Ramadhan (Bag. 3)
It's day 4th saya "cuti" puasa. Yah, beginilah nasib seorang perempuan. Sudah digariskan merasakan hal seperti ini tiap bulannya. Bersyukur, karena ini membuktikan saya seorang perempuan sejati :)) Ketika awal puasa, saya ber-azzam untuk fokus beribadah. Tak mau terganggu dengan dunia internet. baik twitter, fb, bahkan blog saya sengaja niatkan untuk diabaikan. Dan, memang ketika awal puasa, saya benar-benar menjalankan azzam saya tersebut. Laptop, dan modem nganggur, saya gak tergiur untuk menyentuhnya. BB kakak ipar tergeletak begitu saja di meja, saya tak berusaha memanfaatkannya sekedar untuk ngecek mention di twitter atau notifikasi fb. Bahkan, saya juga tak tergoda dengan game seru di android mbak dan tanteku. Itu terus berlangsung samapai saya harus membatalkan puasa saya di tengah hari yang garang. Entah bagaimana bisa, padahal setansetan sudah dibelenggu, saya akhirnya tergoda. Jadi mentang-mentang gak puasa, saya gak shalat, gak tadarus, dan yah begini: Mulai nongkrong depan lepi, ngetik asyik apa-apa yang saya dapati sebagai pelajaran-pelajaran di tiap Ramadhan saya. Tapi, saya tetap berusaha tak berlamalama mantengin twitter atau fb. Karena bagaimanapun, ini Ramadhan, kawan. Saya tak mau menyianyiakannya begitu saja. SEkarang waktunya kita mengumpulkan pahala sebanyakbanyaknya :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...
Just make sure saya baca satu persatu :-)