Quarter Life Dilemma


"Jujur yah, haps... Kamu ada perasaan gak sama dia?" Suaranya di seberang telepon terdengar serius sekali. Nggak ada ciee ciee seperti dia yang biasanya.

Saya, ngerasa lucu aja ngedenger pertanyaan itu ditujukan ke saya. Saya ngerasa pertanyaan itu sudah nggak jaman lagi untuk ditanyakan. Sudah 4 tahun lebih saya menaruh semua cinta dan sejenisnya jauh di dasar lubang hati saya. Saya berpikir, hidup nggak melulu harus bercerita tentang cinta sepasang kekasih. Dan saya bisa membuktikannya. 4 tahun terakhir ini, kisah hidup saya dipenuhi dengan rona persahabatan, segala tentang family time, dan beragam pengalaman2 seru yang saya dapatkan dari jalan2. Dan buat saya, itu sudah sangat cukup membuat hidup saya berasa sangat indah.

Saya memang bukan cewek abnormal yang nggak punya rasa sama cowok keren atau ikhwan sholih. Tapi, saya telah memilih untuk menikmati waktu saya tanpa terfokus pada perasaan2 kacau sebab gosip atau pendapat ngawur dari orang lain tentang definisi cinta. Saya hanya berpikir, jika masanya tiba, maka biar cinta merekah dengan sendirinya. Tanpa dikarbit atau dipaksa sebelum waktunya.

Jadi buat saya, bukan saatnya bertanya tentang apa yang saya rasa. Karena buat saya, cinta itu tersimpan rapat sampai pemilik sah-nya tiba. Untuk saat ini, rasio saya yang berbicara. Jika ia seorang yang baik agama dan akhlaknya, silahkan datang ke orang tua saya. Tapi kalo hanya salah satu atau bahkan keduanya tak ada, bagaimana mungkin saya bisa berbicara tentang rasa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)