Hidup tak melulu bercerita tentang cinta, kau naksir siapa, kau ditaksir siapa. Hidupku telah berjalan dalam beberapa fase berbeda. Saya pernah masuk pada fase pencarian, seorang yang sudah ada jauh sebelum saya ada, tapi baru mulai menggerogoti rasa penasaran ketika usia saya berkepala dua. Dan, hidupku juga pernah berada pada titik saya berhenti mencari orang tersebut, menganggap dunia akan baik-baik saja meski saya tak pernah mengenalnya, tak pernah tahu wajahnya.
Tiga orang sahabat saya berkata saya ini bodoh. Terlampau idiot untuk berhenti setelah pencarian menegangkan yang penuh upaya. Tapi, mungkin memang begitulah saya. Banyak pertimbangan saya saat itu. Saya ingin berhenti menjadi orang paling egois sedunia. Banyak hati yang mungkin akan tersakiti ketika saya meneruskannya. Dan, tepat ketika saya hendak mengetuk pintu rumahnya, saya memutuskan untuk kembali. Saya memilih untuk tak peduli.
Sampai rumah saya menangis. Menangisi hal-hal yang saya sendiri tak yakin apa. Banyak pertanyaan memenuhi kepala. Lalu, saya merangkum semua tanya, amarah, dan kekecewaan dalam beberapa bait kata...
Jika benang merah itu kusut tak beraturan, kita mungkin masih bisa bertemu setelah mengurainya satu persatu. Tapi, benang merah itu tak ada. Yang ada hanyalah aliran darah yang mengendap dalam satu nyawa. Saya. Hanya saya.
tentang apa ini dew???
BalasHapusTentang sebuah episode dalam hidup saya mbak neesya :-)
Hapus