Angin pun Berbisik Padaku


Pernahkah kau mendengar angin berbisik di telingamu? Seolah ia hendak memberitahumu sesuatu....

Saya pernah merasakannya. Selama dua puluh tahun lebih saya menjelajah bumi, melangkahkan kaki kemana saya bisa, saya merasa angin berbisik padaku dua kali.

1) Pertengahan 2008. Saat bersama Risna perjalanan dari Bone menuju Sinjai. Saat itu kami cuma berdua. Naik motor. Saya duduk dibelakang. Terlalu takjub dengan pemandangan di sisi kanan kiri jalan, tiba2 saya dikejutkan dengan suara yg nggak pernah saya dengar sebelumnya. Angin berdesir ditelingaku. Tajam. Saya nggak tahan. Takut. Saya mengabaikannya. Tapi, angin tetap saja berdesir kuat. Saya tanya Risna, dia nggak mendengarnya. Saya nggak mengerti apa yang angin coba sampaikan ke saya. Saya nggak punya kemampuan Nabi Sulaiman...

2) Awal 2013. Saat perjalanan ke Bioa. Saat itu perjalanan ramai2 naik motor. Konvoi. Bahkan sempat merasakan dinginnya hujan. Saya, masih jadi orang yang dibonceng. Pun, masih takjub dengan indah dan hijaunya pemandangan sisi kanan kiri jalan. Ditambah cuaca sejuk embun pegunungan.  Lalu, saya mendengar suara angin lagi. Saat itu, desirnya lebih indah dan nggak seribut saat di sinjai dulu. Tapi, saya masih nggak memahami apa yang hendak angin sampaikan padaku. Saya, hanya mencoba menikmati desir suaranya yg riuh rendah dikedua telingaku.

Sebut saja saya mengada-ada. Tapi, pengalaman kedua membuat saya terkadang ingin mendengar angin berbisik padaku lagi. Mungkin suatu hari nanti. Semoga.

2 komentar:

  1. Alam pun berbahasa,,, kalau kata dewi lestari di lagunya firasat.

    eh, lg sedih ya kau. semoga hapsari cepet sembuh sedihnya ya Allah. amin...

    BalasHapus

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)