Kembali marak pemberitaan di media, tentang bagaimana densus
88 menggerebek tempat yang “diduga” menjadi sarang terroris. Bukti-bukti pun
tak luput diungkapkan ke khalayak ramai, dengan modus bom bunuh diri atau
bungkusan “misterius”. Maka bermunculan-lah nama-nama tersangka terrorisme,
yang (hampir) kesemuanya bernafaskan Islam…
Ada yang mencela, ada yang mencibir. Ada pula yang menyebut
itu hanya pengalihan isu. Bagaimanapun, media nasional dengan serta merta
gencar membeberkan informasi tentang “keberhasilan” densus 88 dalam menangani
terrorisme dalam negeri.
Apakah kita patut berbangga karena Indonesia selalu (terlihat)
aktif dalam pemberantasan terrorisme baik nasional maupun internasional?
Indonesia selalu mendapat pujian dari negeri Paman Syam karena hal itu.
Buktinya, dunia Internasional setidaknya “memandang” Indonesia dewasa ini. Buat
apa menteri luar negeri AS bertandang ke Indonesia, bahkan datang ke acara “Dahsyat”
segala? Apa karena segitu nge-fans-nya
sama Olga Syaputra?! Bwahahahahaha :-|
Namun, kita perlu mencermati. Indonesia dengan segala
potensi yang dimiliki, akhirnya “terlihat” oleh dunia barat kini. Indonesia, yang
awalnya tak nampak, kemudian disadari memiliki corak yang berbeda. Meski tak
se-mencolok Negara-negara di timur tengah, faktanya Indonesia adalah Negara dengan
mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Dan ini menjadi momok yang cukup
menakutkan bagi AS dan sekutunya. Maka, AS dan Negara-negara sekutu pun mulai
mendekati Indonesia dengan berbagai cara.
Entahlah, saya tak begitu mengerti dengan teori konspirasi. Mungkin
saja saat ilmu itu ditransfer, saya sedang bolos kuliah. Ahahaha… Tapi, sangat
miris rasanya, ketika Islam selalu dianiaya dengan adanya konsep terrorisme
ini.
Baiklah, saya mencoba review mata kuliah terrorisme yang pernah
dibawakan oleh Pak Agus Salim Burhanudin, S. IP, MIRAP. (yang mungkin saja saya
tambah-tambahi atau kurang-kurangi dengan pemikiran dangkal saya)
Kenapa
agama selalu dikaitkan dengan terrorisme?
Secara singkat, kita perlu melihat terlebih dahulu bahwa terrorisme,
hadir karena panggilan jiwa (emotional,
kemarahan) yaitu take it personal.
Dan hal ini mengisi separuh lebih porsinya. Dan unsur utama dari terrorisme
adalah use of violence (ada
penggunaan kekerasan). Maka, dari sini kita bisa menjawab pertanyaan diatas:
masalah utama terrorisme terkait dengan agama adalah Bahwa Kekerasan adalah bagian dari Ibadah. Pelaku terrorisme mencari
pembenaran dengan mengatakan bahwa Tuhan
(God) mengijinkan bahkan memerintahkan penggunaan kekerasan, yang dalam
ajaran Islam disebut Syahid. Bahwa para pelakunya (Syuhada) diberi balasan berupa tempat terindah (syurga).
Jika pemikiran ini berhenti hanya sampai disitu, maka tak
pelak muncul-lah kemudian statement yang menyudutkan Islam sebagai ajaran yang
melahirkan para terroris. Padahal, jika pemikiran itu dilanjutkan, kita mampu
melihat bahwa dengan adanya terrorisme ini, banyak sekali manusia yang telah “menganiaya”
Islam.
Pertama, konsep Jihad dan syahid memiliki syarat dan
ketentuan. Ia tak hanya didefinisikan sebagai pembunuhan terhadap kaum kuffar.
Sebagai orang awwam yang belum sepenuhnya mendapat ilmu tentang Jihad, saya
mengambil konsep Jihad dengan menilik pada Kisah yang telah dilakukan oleh
Rasulullah dan para sahabat.
Jihad, adalah perang terhadap kaum yang memerangi Islam. Definisi
ini saya ambil dari pemikiran dangkal saya. Apakah tepat seperti itu atau perlu
ada tambahan sana-sini, namun yang saya ambil dari kisah Perang Badar dan
Perang-perang yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat yang mulia, Jihad
adalah sebuah jalan yang sangat Jauh berbeda dengan konsep terrorisme.
Islam begitu mulia. Setetes darah manusia, sangat dihargai. Bahkan,
hukuman bagi orang yang menghilangkan nyawa, adalah nyawa itu sendiri. Atau denda
yang sangat besar dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh Allah sendiri.
Terrorisme, adalah tindakan yang hanya dilakukan oleh pengecut.
Sementara Jihad adalah tindakan para manusia gentle. Rasulullah, tak pernah mengajarkan kepada kaumnya untuk
bertindak dzolim. Sementara terror adalah sebuah kedzoliman. Rasulullah tak
pernah mengirim seorang sahabat atau budak untuk masuk kedalam sebuah negeri
seorang diri, lalu meledakkan diri. Tak pernah!
Jihad (Qital), yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat adalah
ditempat dimana perang-perang biasa dilakukan, bukan di perkampungan atau di
rumah-rumah penduduk! Jihad (Qital) yang dilakukan oleh Rasulullah adalah
perang lelaki dan lelaki, pedang melawan pedang, bukan perang seorang pengecut yang
membawa bom di tempat manusia yang tak sadar akan dibunuh. Jihad (Qital) adalah
perang terhadap kaum kuffar yang MEMERANGI
ISLAM. Bukan perang terhadap kaffir Dzimmi atau bahkan saudara sesama muslim
itu sendiri!
Jadi, para pelaku terroris itu sendiri telah menganiaya
Islam dengan tindakan keji yang bahkan Islam tak pernah mengajarkan. Dan para
pengamat yang telah mencela, mencibir, bahkan menyudutkan Islam dengan adanya
terrorisme ini, pun telah menganiaya Islam dengan memperolok ajaran Islam
bahkan memfitnah Islam. Maka, tahukah hukuman bagi para pengolok-olok Islam??? Tahukah
balasan bagi orang-orang yang menganiaya Islam???
Saya kembali teringat dengan komentar orang rumah kemarin
malam saat sedang berkumpul menyaksikan lintasan berita di televisi , “Kapal
tenggelam, banjir bandang, gunung meletus, semua bencana ini, apakah ada
kaitannya dengan kasus terrorisme?!”
Wallahu a’lam
hehe komenmu masuk kok, cuma di approvenya lamaa
BalasHapuskalau udah sempet ngunjungi baru di approve
iya islam itu indah, beberapa pemeluknya yang geje membuatnya terlihat seolah2 geje
haiya... terorrisme tuh... lebih ke politik kok daripada ke agama. :)
BalasHapus