Hikmah Segelas Jamu



Sudah berbulan-bulan ini saya membiasakan diri untuk minum jamu. Sejak kembali ke rumah orang tua saya. Saya memang lahir dari orangtua yang asli Jawa. Hanya saja, jangan bayangkan saya seperti perempuan-perempuan Jawa pada umumnya. Saya sudah sangat terkontaminasi. Maka, saya tak bertutur halus seperti orang Jawa, namun keras seperti orang Sumatera. Saya juga tak suka bermanis-manis muka seperti orang Jawa, namun mencoba apa adanya seperti orang Sulawesi. 

Bagaimana tidak, saya menghabiskan 12 tahun saya bergaul dengan masyarakat Lampung, dan 5 tahun saya habiskan di Makassar. Hanya 3 tahun saya merasakan hidup sebagai orang Jawa di tanah Jawa. Dan saya tak menghitung tahun-tahun balita saya. Apa yang bisa dibanggakan dari usia yang tak bisa kau ingat dengan sendirinya???

Jadi, sekembalinya saya dari Makassar, saya kembali bergumul dengan keluarga saya yang meski terkesan modern, namun masih tetap mempertahankan sebagian tradisi-tradisi Jawa. Minum jamu, salah satunya. Awalnya saya menolak, karena saya tak biasa. Tapi, seperti biasanya, my mom selalu bisa memaksa saya. Yah, akhirnya saya harus terbiasa. 

Saat pertama saya minum jamu, saya tak tahu ketika ditanya mau minum jamu apa? Saya meringis saja, dan menyerahkan pada ahlinya. Disitulah kesalahan pertama saya. Saya diberi jamu yang entahlah apa namanya, karena campuran dari banyak cairan dari botol-botol jamu, tapi asli rasanya pahit banget! Hampir saja saya muntahkan, kalau tidak melihat wajah nyokap saya. Ahahaha..

Dan, bulan pertama saya kembali ke rumah ini, saya harus tersiksa 3 kali dalam seminggunya. Akibat segelas jamu yang pahitnya, subhanallah! Dan, pernah suatu kali saat saya mengeluhkan betapa pahitnya jamu yang saya minum, nyokap berkata, “Biar kamu tahu, kalau hidup itu gak selalu manis. Tapi juga ada pahitnya.” 

Setelah itu, saya selalu berjuang menghabiskan jamu saya. Dan setelah berbulan-bulan, akhirnya saya sudah terbiasa. Ternyata memang, jamu itu banyak manfaatnya. Dibalik rasa pahit yang menyiksa, banyak khasiat bagi tubuh kita. Trust me deh :)

4 komentar:

  1. hai.. haps..! salam kenal,ea... ternyata asli jawa,ea... tapi pernah jadi okkots juga..

    tapi selamat udah sukses temenan ama jamunya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,, saya pernah okkots di makassar. ehehe..

      makasih buat selamatnya. saya dapat hadiah apa ya?! ahahaha

      Hapus
  2. bener haps
    dibadan seger
    saya juga orang jawa yang nggak terlalu njawani hehehe
    orang jawa timur memang beda dari jawa yang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak. nenek saya dari ibu juga orang jawa timur. sedikit banyak saya tau, bagaimana "berbedanya" jawa timur :D

      Hapus

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)