Take It Easy, Haps!

:: Edisi Mudik Lebaran

Terlalu banyak yang saya khawatirkan. Kekhawatiran yang nggak semestinya. Ini terkait tentang iman kepada takdir. Seberapa dalam yang saya punya?

Kalo memang harus mati, ya sudah mati saja. Toh, cuma anak ayam yang ditinggal beberapa hari. Kenapa saya begitu mencemaskannya? Kalo memang harus membusuk, ya biar busuklah. Toh, bisa jadi alasan untuk beli baju baru. Kenapa cucian kotor perlu dikhawatirkan? Kalo memang kotor, ya memang kenapa? Pulang nanti kan kamar dan segala barangnya bisa dibersihkan kembali. Kalo memang harus ada yang hilang, lalu apa masalahnya? Things, easy come easy go. Semua bisa dicari lagi nanti. Nggak ketemu ya beli baru. Nggak ada yang sama, ya sudah ikhlaskan saja. Bukankah Allah sebaik-baik penjaga?

Kalo harus diposisikan sebagai bungsu yang nggak tau apa-apa, ya sudah biar saja. Diam mungkin jauh lebih baik. Kalo terjadi clash dengan tetua atau kerabat yang datang, ya menahan diri aja. Angap sedang liburan. Nggak sampe sebulan. Kalau ditanya macam-macam yang nggak tau jawabannya, ya minta doa dari mereka semua. Semoga semua harapan dikabulkan. Kalo harus ketemu dengan orang-orang dari masa lalu, lalu terjadi awkward moment, ya sudah pasang senyum saja. Kalau nggak bisa, ya menghindar saja. Kenapa harus bertahan untuk sesuatu yang menyakitkan? Untuk semua kata-kata yang (akan terasa) menyakitkan, abaikan saja. Order otak untuk memprogram lupa.

Haps, siapkan stok senyum sebanyak kamu bisa. Lupakan semua hal yang menyakitkan. Pikirkan semua hal membahagiakan yang kamu punya.

Haps, berhenti mempertahankan paranoid yang kamu punya. Semua sudah ditakdirkan-Nya. Take it easy lah!

Jadi, ada alasan apa lagi untuk saya sekhawatir ini ya?

1 komentar:

  1. anak ayamnya nasibnya gimana... :((
    aku sayang ayam. krn alergi bulu kucing, aku dulu melihara anak ayam... :((

    BalasHapus

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)