limited sight

Dua hari ini saya di kejutkan dengan berbagai hal. Mulai dari yang masuk di nalar sampai pada ranah yang tak terbayangkan. Saya sadari saya hanya manusia biasa, yang meskipun secara fitrah dianugerahi beberapa hal indah oleh Allah, tapi sebagai manusia saya memiliki keterbatasan.

Saya memulai masuk dalam dunia asisten di kampus malah saat saya telah menginjak tahun keempat (tahun akhir) kuliah. Cukup terlambat memang, tapi tak ada salahnya saya pikir. Untuk menambah pengalaman, sekaligus mengisi waktu luang. Saya yang tak berbakat, sedikit kesulitan dalam mengolah diri di awal. Hanya menghadapi Maba memang, tapi it's about responsibility. Dan ini yang membuat saya agak grogi. Hm,

Seiring perjalanan waktu saya berperan sebagai asisten, segalanya menjadi lebih mudah. Tak ada lagi rasa canggung, kekhawatiran akan kesalahan persepsi yang akan diterima praktikan pun semakin berkurang. Pengajaran pun mengalir begitu saja. Dan kemarin adalah puncaknya.....

Sekali lagi, saya hanya manusia biasa. Keterbatasan saya dalam menilai (ini hal yang mau tidak mau harus saya lakukan di akhir pengajaran) para praktikan. Mungkin saya berusaha untuk objektif, tapi ke-subjektivan itu mau tidak mau akan terus saja mengikut. Diantara sekian banyak praktikan, akan ada saja seorang atau dua orang yang menarik hati saya di banding yang lainnya. Dan, sekali lagi itu karena keterbatasan saya sebagai manusia.

Maka hari ini, nilai-nilai itu telah saya tuliskan. Untuk disetor kepada dosen pengampu. Saya sudah berusaha untuk memberi penilaian yang terbaik menurut kaca mata saya. Namun, jika kaca mata saya kurang benar, maka mohon ampunkan saya atas kesalahan saya. InsyaAllah, ke depannya saya akan berhenti sebagai asisten. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)