Selama ini, kita selalu nggak pernah (akan) suka dengan mereka yang bermuka dua. Di depan kita pasang muka manis, di belakang kita masamnya sampai seluruh dunia (kecuali kita sendiri) tahu kalau kita telah berlaku salah.
Saya, selalu bercita-cita untuk bisa marah ketika saya memang (sedang) marah. Tanpa memaksakan diri untuk tersenyum manis padahal di hati mendidih. Tapi, ternyata keadaan nggak memungkinkan saya bisa konsisten dengan hal itu. Ada saatnya, di dalam hati saya sedih dan marah, tapi saya justru nggak bisa berbuat apapun kecuali pasang wajah senyum. Pathetic banget ya saya. Haha
Lalu kalau dipikir2 lagi, sebenarnya nggak ada yang salah dengan tetap memasang wajah manis meski dalam hati menangis. Yang salah (adalah) ketika setelah itu kita mengeluarkan kemarahan kita sehingga seluruh dunia tahu kecuali dia (orang yang berbuat salah pada kita). Kalau begitu, kita justru jadi pelaku muka dua yang dibenci oleh seluruh umat manusia. Lah...
Jadi, saya membuat sebuah cita-cita baru: Kalau keadaan memaksa saya (tetap) memasang wajah manis padahal saya (sedang) marah sekali, saya hanya harus tetap menjadikannya rahasia. Hanya saya yang boleh tahu. Lalu, lakukan forgive dan forget setelah beberapa lama. Kelihatannya mudah, tapi.. semoga benar2 mudah dilaksanakan yah. Ahahahahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...
Just make sure saya baca satu persatu :-)