Malam, 10 Juni 2012

Saat jemari saya menari diatas keyboard ini, saya masih berusaha mengusir sisa-sisa denyut di kepala saya. Sungguh benarlah, bahwa kita perlu menjauhkan diri dari perdebatan sia-sia. Karena ia sungguh tak bermanfaat, hanya bikin sakit kepala. Dan, ternyata kita tak hanya perlu menghindari berdebat secara langsung, tapi juga perlu menghindari diri dari debat online. Saya, malam ini harus disibukkan dengan denyut-denyut yang tak normal. Entahlah, apakah ini yang disebut dicuci otaknya??? Karena ketidaktahuan saya ini, sepertinya kedepannya saya perlu berhati-hati dalam memilih kata ini.

Awalnya, saya tak sengaja membuka grup yang disarankan teman saya. Sejujurnya saya tak terlalu tertarik dengan grup-grup diskusi online yang sering dijadikan ajang adu argumen dan debat oleh sebagian orang yang kadang menggunakan kata-kata yang tak pantas dibaca.. Dan memang saya tak suka dengan orang yang bicara, lalu kabur. Tak bertanggung jawab. Dalam ranah media online, seseorang dengan mudah menulis sesuatu, lalu kabur tanpa mau membaca balasan ataupun berusaha memahami apa yang hendak disampaikan lawan. Jadi, saya memilih berusaha menghindarinya. Tapi, baru saja, dua jam yang lalu entah karena penasaran atau apa, saya malah melihat-lihat isi di dalamnya.

Saya mulai membaca-baca satu persatu. Tak semua postingan. Hanya beberapa judul yang menurut saya menarik. Dan memang benar, disitu ada banyak sekali kata-kata pertentangan yang akhirnya berujung pada perdebatan kusir. Kenapa debat kusir? karena saya melihat dua kubu yang masing-masing merasa benar. Diskusi yang berujung pada perdebatan itu diselenggarakan bukan untuk mencari kebebaran hakiki, tapi hanya dijadikan ajang saling menyerang. Entahlah, mungkin saya yang terlalu awwam. . .

Tapi, jika berbicara tentang Islam, kita memang perlu mencari yang Benar. Karena ini menyangkut urusan keselamatan. Dunia dan akhirat. Selamat Dunia tapi tidak di akhirat, wa iyyau dzubillah. Selamat akhirat tapi dunia sesat, hal mustahil nan nihil. Islam = Benar. Benar = Selamat.

Grup yang judulnya mengenal Islam, ternyata diisi dengan argumen dan debat tentang syi'ah vs Sunnah. Saya pribadi, belum banyak mengikuti kajian keduanya. Jadi ilmu yang saya punya hanya sedikit dan pasif. Makanya, saya belum berani sesumbar di grup-grup seperti itu. Takutnya, yang ada saya malah salah berucap. Dan maksud saya hendak menyampaikan ilmu yang saya pahami malah bisa-bisa menyesatkan dan mempermalukan guru-guru tempat saya menimba ilmu.

Saya pribadi selalu bertanya-tanya, apakah jalan yang saya ambil ini sudah benar?? apakah yang paling benar??? Islam, saya yakin akan selamat jika saya berislam. Permasalahannya, saya berada pada masa dimana fitnah sudah banyak merajalela. yang Haq dan yang bathil seperti tercampur tak beraturan. Saya ingin agar Allah menunjukkan pada saya jalan yang lurus. Dan saya ingin berislam dengan Islam yang sebenar-benarnya.

Saya, bukan tidak yakin dengan keyakinan saya sekarang. Tapi, saya ingin agar Allah semakin membuat keyakinan saya menancap lebih kuat. Makanya, saya senantiasa memanjatkan doa, agar Allah menempatkan saya di jalan-Nya. Selalu, dan setiap saat, saya panjatkan do'a tersebut. Karena saya mengharapkan Takdir Allah memasukkan saya ke Jannah-Nya, dan menjauhkan saya dari adzab neraka-Nya.

Harapan saya agar Allah menyelamatkan saya sangat besar, jadi saya akan terus berharap. Makanya, saya tetap memilih jalan saya yang sekarang. Karena saya yakin, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan hamba-Nya. Jalan yang saya pilih ini, harus saya lewati dengan baik, karena sepemahaman saya, inilah jalan yang benar.. 

Untuk teman saya yang telah mengajak bergabung, maaf saya tidak bisa gabung. Mungkin ada sedikit perbedaan di kepala kita tentang satu atau dua konsep dalam Islam. Tapi terimakasih, karena berkat ajakannya, saya akhirnya melihat-lihat, lalu mendapat denyut-denyut hebat di kepala, lalu semakin giat merajut doa, dan kemudian melangitkannya. Saya yakin, kita berdua masih sama-sama belajar ya :)

Semoga Allah, menempatkan kita di atas jalan lurus yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang mengharapkan Syurga-nya. . . :)
Aamiin Ya Rabb...

3 komentar:

  1. Sebagai orang awam, saya hanya merasa semakin banyak bicara (apalagi yang terarah ke debat), akan semakin kelihatan bodohnya. Bahkan, orang2 yg berpengalaman dan berilmu pun, bisa saja menjadi berdebat dengan kebenaran namun tanpa akhlak, ujung2nya cuma bikin miris dengan kondisi internal kita sendiri. Jadi, sekarang saya sih mendingan fokus ke banyak belajar saja dulu, daripada salah ngomong dan bingung sendiri... Hal2 seperti ini memang bikin galau, yah kak.. Saya juga sering begitu kalau menyaksikan perdebatan macam itu... Hiks..

    Keep blogging :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyya de... makanya, saya tak ikut berkomentar. karena saya tau, ujung2nya kan jadi perdebatan sia-sia. jarang ada orang yang tergerak hatinya karena ajang debat. yang ada, banyak orang kemudian mencari-cari keslahan, kesalahan berbicara, kesalahan akhlah, dsb..
      thx for coming here :)

      Hapus

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)