Menikah Seems Complicated (When others getting involved)

Sometimes, I just felt this way. 

Nggak, nggak, saya nggak sedang meracau. Saya hanya, sekedar berpikir, melihat hal yang terasa 'salah'.

Semacam ketidaksesuaian dari apa yang ada di sekitar kita, yang kadang bikin saya nggak bisa menahan diri untuk nggak bertanya, 'kenapa ya?'

Oh, well, beberapa waktu yang lalu, orang dekat saya bercerita kepada saya, kalau ada temannya (laki-laki) yang hendak serius dengan saya. Dan temannya itu meminta dimediasi agar bisa 'nyambung' ke saya. But, you know what, orang dekat saya itu nggak ngasi respons ke temannya itu. Dan orang dekat saya itu baru bercerita kepada saya setelah berbulan-bulan berlalu dari peristiwa itu.

Awalnya, saya santai aja menanggapi hal itu. Saya pikir, 'Oh well, she must has her own reasons kenapa kok nggak langsung gomong ke saya saat si temannya itu minta dimediasi. Kali aja si cowok itu brengsek, atau nggak kurang baik dari sisi akhlak atau agamanya. Atau mungkin, sayanya yg nggak pantas buat laki2 itu.' But anyways, saya nggak ngomong banyak ke orang dekat saya itu sewaktu dia ngungkapin cerita itu. Saya cuma senyum aja dan bilang, 'ya kali belum jodoh'.

Berhari berlalu dari pengungkapan itu, si orang dekat saya nyeletuk ke saya yang intinya, 'get married soon sana, haps!' Well, saya cuma bilang aamiin dengan santainya.

Dan kenapa hari ini pada akhirnya santai saya bisa bergeser dari kedudukannya? I was so annoyed with her blabering about 'get lost by married sana, haps!'-nya dia. I mean, sebenarnya dia itu serius nggak sih mengharap saya segera nikah? Atau sebenarnya saking sayangnya dia ke saya, she just wants to keep me close to her with being single? Haha, I don't really know what's in her real intention. Soalnya, udah dua kali saya dapati orang dekat saya itu 'menolak' (baca: nggak ngerespon) dua temannya yang want to have a relationship with me.

Haha, aneh kan ya? Ya emang sih dia bukan orang tua saya yang berkewajiban ngurus hidup saya gitu. Usianya juga nggak terpaut jauh dari saya, jd mungkin pola pikirnya masih belum begitu matang. Tapi, semacam timpang sih ya kalau udah mulai ngedesak-desak saya untuk segera nikah, sementara dia tahu kalo saya lebih milih santai nikmatin hidup kalo emang belum ada yang bener-bener datang ke hadapan saya dan bilang, 'I am houndred, even thousand serious being involved to you.'

Oh well, kata temen-temen saya, emang usia-usia segini udah bakal diributin masalah nikah. Tapi, kenapa nikah bisa jadi urusan yang dibikn complicated gini, sih?

Kalo saya yang ngejalani aja bisa santai dengan mensugesti diri, kenapa orang2 di sekeliling saya yang justru nggak bisa santai? Kadang saya berpikir, yang sebenernya itu, saya yang nunda-nunda nikah atau orang-orang dekat saya yang emang belum menginginkan agar saya segera menikah ya? Haha

Umur 25 di tanya-tanya terus soal nikah itu, kayak kembali ke semester 9 yang nggak ada hari nggak ditanya tentang skripsi. Pengen banget deh bilang, 'It's okay dear. It's been in processing right now. Lagian, waktu DO masih lama kali.' Dan waktu bikin skripsi, pas ada yang nyeletuk, 'kok stuck di BAB III aja sih?' Pengen banget deh bilang, 'ya udah deh ya, coba deh kerjain skripsi saya.' Nah, sometimes  beberapa waktu ini perasaannya semacam kembali ke masa itu deh. Haha

But, gimanapun, mereka adalah orang-orang deket saya. Yang pasti sayang sama saya. Jadi, pasti mereka tetap mengharap kebahagiaan saya. :)