"Mengarungi"


pict random from google
Mengarungi samudera kehidupan ~ kita ibarat para pengembara ~ hidup ini adalah perjuangan ~ tiada masa tuk berpangku tangan ~ setiap tetes peluh dan darah ~ tak akan sirna ditelan masa ~ segores luka di jalan Allah kan menjadi saksi pengorbanan~

Itu sepenggal dari lirik “mengarungi”. Sebuah nasyid yang, entahlah jadi nasyid favorit saya. Padahal, saya bukan orang yang sering dengar-dengar nasyid. Tapi, ada sesuatu dari nasyid mengarungi itu yang membuat saya selalu bergidik, tergugu, dan bersemangat secara bersamaan. Mungkin karena suara yang menyanyikannya benar-benar menyentuh, bukan menggebu-gebu  dengan beat yang agak cepat seperti “hai mujahid muda” atau bahkan mendayu-dayu seperti “fajar kemenangan” dan nasyid lainnya. Jika diibaratkan kopi, menurut saya nasyid mengarungi ini komposisinya “pas”. (ah, tadi saya bilang jarang dengar, tapi saya seolah tau banyak tentang nasyid. Ahaha, saya hanya pernah mendengar dari teman se-kost-an saya)

Berbicara teman se-kost, yah saya bisa tahu nasyid mengarungi ini dari teman kost saya, Kak Farah. Saat itu saya sedang meminjam laptop kak Farah karena sebuah keperluan. Karena bosan dan stuck dengan ide yang gak meluncur-meluncur dari kepala ke jemari yang harusnya sudah menari di atas blangko putih bernama Microsoft word, saya iseng-iseng buka winamp. Tak ada lagu satupun. Hanya daftar lengkap senandung alqur’an dari berbagai syekh di penjuru dunia, dan sederetan nasyid. Awalnya saya hendak memasukkan QS Jumu’ah dan Ash shaaf-nya syekh Hani Ar Rifa’i (yang memang favorit saya) di playlist, tapi ada rasa penasaran dengan sederetan nasyid yang saya gak kenal.  Akhirnya, saya mencoba satu-satu.
Dan yah, ketika mengarungi itu berputar di winamp, ada sesuatu yang lain yang saya gak pernah rasakan. Semacam perasaan aneh. Antara damai, sejuk, bersemangat, dan ingin menangis karena haru. Mungkin terkesan lebay, tapi untuk ukuran orang yang jarang mendengarkan nasyid seperti saya, itu yang terjadi dari apa yang saya rasa ketika pertama mendengarnya.

Dan lagu mengarungi ini, ternyata menjadi satu senandung indah yang kemudian menyatukan saya dan marni. Marni teman satu kontrakan saya. We are connected dengan lagu mengarungi ini. Kami berdua, dalam keheningan bisa sama-sama menyanyikannya. Dengan nada masing-masing. Lucunya, saya menyukai ketika kami saling berkirim sms “yuk, nyanyi mengarungi”… dan mungkin kami akan menyanyikannya, meski berada di tempat berbeda.

Yuk, nyanyi mengarungi..

Mengarungi samudera kehidupan ~ kita ibarat para pengembara ~ hidup ini adalah perjuangan ~ tiada masa tuk berpangku tangan ~ setiap tetes peluh dan darah ~ tak akan sirna ditelan masa ~ segores luka di jalan Allah kan menjadi saksi pengorbanan~

2 komentar:

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)