Curhat seorang sarjana...

woho..... lama banget ya gak sentuh blog lagi. Hem,,, gak tau brapa lama. Gak mau ngitung. Sekarang mencoba menulis meski cuap-cuap semata.

Saya sudah lulus kuliah. Belum kerja memang, tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Konsekuensi saya lulus kuliah adalah kembali ke rumah. Separuh hati senang (jingkrak-jingkrak) setengahnya lagi bimbang. Saya adalah anak bungsu, dari tiga bersaudara. Mas saya yg pertama sudah menikah, punya anak, bekerja dan tinggal di kalimantan. Mbak saya yg kedua sudah menikah, punya anak, jadi seorang guru, dan tinggal di rumah bersama ibu saya (karena diminta oleh ibu saya).

Nah, saya memang bukan seorang feminis yang mati-matian mengatakan saya harus jadi wanita karier. Tapi, saya gak mungkin serta merta "nodong" uang dari orang tua saya yg sudah tua dan pensiun ataupun dari kakak saya yg sudah punya anak dua! Dan saya sudah memikirkan ini, karenanya saya berpikir untuk bekerja (untuk sementara). Demi menghidupi kebutuhan pribadi saya.

Parahnya, orangtua (ibu) saya memiliki pikiran yg unik dan keluar dari frame orangtua kebanyakan. Saya tidak diijinkan bekerja di luar rumah! Alasannya sederhana. Saya seorang perempuan! Seorang perempuan tak perlu bekerja. Itu tugas lelaki. Untuk kasus mbak saya, beliau mengatakan guru bukanlah "pekerjaan" (karier). Dan parahnya, saya hanya diijinkan jika menjadi guru. Padahal, saya sendiri bukan tipe seorang pengajar yg baik. Jiwa saya bukan jiwa seorang GURU!

Saya frustasi sedikit. Ijazah hanya menumpuk di map yg tergeletak sembarang di kamar. Dan saya masih bimbang.... Dan berdoa di beri jalan keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)