YAKINLAH, BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN

TUGAS KULIAH MENUMPUK MEMINTA UNTUK SEGERA DISELESAIKAN,,,,,,,,,,,,,,,,,, TUGAS DARI LEMBAGA MENUNTUT UNTUK DIRAMPUNGKAN SECEPATNYA,,,,,,,,,,, TUNTUTAN DARI KELUARGA YANG SELALU BERTANYA KAPAN WISUDA,,,,,,,,,,,,,,,, CLASH DENGAN REKAN KERJA,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, DITAMBAH URUSAN RUMAH YANG TERBENGKALAI,,,,,,,,,,,,,,
Kepala ini serasa mau pecah memikirkan banyaknya masalah yang saya hadapi. Tugas kuliah gak logis yang sudah masuk deadline. Judul untuk proposal yang tidak pernah ter-(/di)-pikirkan. Dosen pembimbing yang banyak maunya. Amanah lembaga yang seabrek, yang harus diselesaikan dalam hitungan jam, yang membutuhkan diri keep on moving. Clash-clash dengan rekan kerja yang terjadi karena berbeda pemahaman. Cucian di rumah yang menumpuk dan belum sempat disentuh. Belum lagi pertanyaan rutin dari keluarga setiap kali handphone berdering, “KAPAN WISUDA, SAYANG?” kalau sudah begitu, rasanya seperti ingin menghilang dari peredaran. Masalah, is a friend of mine(?) Masalah, ialah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Ia ada dalam setiap kasus manusia yang bernyawa. Ia akan terus membayangi manusia tak peduli bagaimana rupa dan bentuknya. Masalah, ialah teman paling setia yang selalu mengikuti kita. Sadar atau tidak, setiap lini dalam kehidupan kita selalu beririsan dengan masalah. Entah besar atau kecil kadarnya, yang jelas ia terasa menyulitkan. Dalam hidup ini, antara harapan yang kita nantikan dengan realita yang terjadi seringnya tak pernah akurat hingga 100%. Generalnya, kesenjangan itu akan tetap ada. Dan dari sanalah muncul something we call it : M-A-S-A-L-A-H. Sejatinya, hadirnya masalah memberi warna bagi hidup kita. Jika awalnya kita adem ayem, tenang, santai dan sebagainya, kemungkinan besar kita akan mengambil sikap yang jauh berbeda ketika masalah menghampiri kita. Reaksi awal pada umumnya adalah “panik”. Dari kepanikan ini, apa-apa yang tergambar atau tersusun dalam kepala akan buyar dan tak terpikirkan. Sikap yang juga mungkin muncul ketika masalah datang adalah perasaan jengkel, marah, atau bahkan putus asa. Dan itu semua malah akan semakin membuat hidup kita terasa runyam. Ya, kita mungkin perlu belajar bagaimana me-manage diri kita ketika masalah itu datang. Saya, kamu, kita semua sepertinya perlu berusaha mengendalikan diri dalam setiap keadaan yang menerpa kita. Dan beberapa hari ini, saya belajar banyak hal. Salah satunya: yakin sajalah pada kalam Tuhan saya dalam al Qur’an surat 94 ayat 5-6. “karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Makassar, akhir February 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...

Just make sure saya baca satu persatu :-)