Hai Haps, gimana keadaanmu hari ini??? Kamu pasti sangat tahu tentang kekuranganmu, keburukanmu, kan? Bahkan, seingatku kamu pernah meluangkan waktu untuk sekedar nge-list mana-mana saja kebaikan dan keburukanmu. Dan hasilnya banyakan mana? Kamu pasti masih ingat. Jadi, adakah usahamu untuk memperbaiki ataupun menambah apa-apa yang masih kurang di dirimu???
Haps, berapa usiamu sekarang? Apa yang sudah kamu lakukan untuk hidupmu?? Anak-anak yang banyak berkhayal itu aja tau loh kalo hidup ini cuma sekali dijalani. Setelah itu, sudah nggak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu keputusan. Jadi, apa yang sudah kamu perbuat, Haps??
Haps, kamu masih berorientasi dengan kebahagiaan?? Kebahagiaan yang seperti apa yang kamu harapkan, Haps?? Pernah nggak sih kamu tanya ke dirimu, sebenarnya kamu mau punya hidup yang bagaimana?
Haps, udah lama ya kita nggak saling berkompromi.
* * *
Saya bahagia. Itulah yang selalu saya katakan. Setidak-tidaknya dengan berkata seperti itu, saya jadi bisa memandang hidup lebih optimis lagi. Ah, enggak. Hidup saya nggak gloomy-gloomy amat kok. Tapi, bukankah semua orang pun memiliki kehidupan yang fluktuatif? Kadang, ada saja hal-hal yang menyakitkan. Ada saja hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan. Dan dengan hal-hal seperti itu, hidup kadang terasa begitu menyedihkan. Dan kalau sudah begitu, semua hal yang membahagiakan seolah-olah tertutupi dengan kesedihan yang nggak seberapa itu.
Saya mungkin bukan tipikal orang yang easy-going, meski saya ingin banget agar saya bisa easy-going gitu. Saya pun masih sering mengalami dis-orientasi. Masih sering meluap-luap. Masih sering terlalu bersemangat, dan langsung down jika mendapati lingkungan yang nggak seimbang dengan semangat saya itu. Saya masih up and down, lalu up and down, trus kembali up lalu tetiba down lagi. begitu terus siklus saya. Tapi, meski begitu, saya sudah mulai berusaha mencintai diri saya sendiri. Saya belajar untuk memaafkan diri sendiri dan nggak begitu hard lagi. Meski kadang masih sering kalah dan lupa.
Saya, mungkin masih belum tahu tentang apa yang saya ingini. Tentang apa yang saya harapkan dari kehidupanku ini. Tapi, saya memiliki keyakinan yang kuat tentang rencana Allah atas diri saya. Saya, berusaha menguatkan diri tentang keyakinan bahwa Allah telah menuliskan takdir hidup saya bahkan jauh sebelum saya lahir ke dunia. Saya nggak begitu takut lagi dengan masa depan yang bahkan belum saya jalani. Saya sudah nggak begitu khawatir dengan uang dan perkara-perkara materi. Mungkin, karena saya terus berusaha melatih diri untuk nggak begitu greedy. Saya nggak begitu terbebani dengan jodoh yang masih belum saja datang meski usia saya sudah hampir menginjak 30 gini. Karena saya menguatkan keyakinan tentang kehendak Allah yang pasti akan terjadi. Keyakinan-keyakinan itu, insya Allah menancap kuat di diri saya. Jadi, tugas saya adalah bagaimana mensinergiskan keyakinan itu pada ikhtiar-ikhtiar ragawi ya... Haha, kamu, Haps.....!