Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku. Saya lupa apa judul pastinya. Karena saya juga tak terlalu memperhatikannya. Kalau saya tidak salah ingat ada unsur “empire” pada judul tersebut. Isinya tentang sejarah pemerintahan Cina. Pengambarannya cukup menarik. Terbukti saya betah membaca buku setebal 680-an halaman dalam satu kali duduk. Padahal, saya bukan orang yang akan dengan rela menghabiskan buku setebal itu jika tidak benar-benar mampu menyihir saya.
Saya memang sedikit tergila-gila dengan sejarah. Khususnya jika bercerita tentang sebuah konflik yang dipenuhi dengan intrik. Saya seakan berada dalam kejadian tersebut. Buku tersebut menceritakan sejarah Cina pada sebuah masa yang uniknya dipandang dari sudut pandang seorang wanita yang menjadi salah satu tokoh dalam buku tersebut.
Perjuangan, intrik, strategi, cara-cara licik, kejam, serta pengorbanan. Ada saja harga yang harus kita bayar demi mendapatkan keinginan kita. Itu satu pelajaran yang bisa saya ambil setelah membaca buku tersebut. Pelajaran lain, bagaimana peranan perempuan mampu untuk menopang bahkan sebuah pemerintahan (baca: Negara) yang hampir runtuh. Bukan dengan perempuan tersebut tampil sebagai pemimpin atau presiden yang memimpin, namun bagaimana ia mampu menjadi seorang penasehat yang baik untuk sang “pemimpin” (baca : suaminya) yang notabene adalah seorang pemimpin Negara.
Saya teringat sebuah pernyataan yang mengatakan, dari tangan perempuanlah lahir para laki-laki yang tangguh. Seorang laki-laki yang hebat pasti karena didukung oleh perempuan yang hebat. Entah itu ibu atau istrinya.
Saya sempet terperangah ketika saya menyadari bahwa saya telah duduk selama enam setengah jam asyik membaca buku tersebut. Bahkan, rasa kantuk yang harusnya menyerang saya seakan terlupakan untuk sejenak. Jam 2 dini hari saya masih menyiksa mata saya sendiri.
Pelajaran berikutnya adalah bahwa tak dapat diragukan Cina memang merupakan Negara besar yang memiliki power dan sejarah yang sungguh menarik. Cina adalah sebuah Negara yang kaya dengan sejarah dan kebudayaan. Setelah membca buku tersebut saya bahkan memiliki keinginan untuk bisa berkunjung ke Cina suatu saat nanti. (aamiin…)
Pelajaran lain adalah, politik memang sebuah hal yang sungguh menakutkan. Tak tahu siapa kawan siapa lawan. Kekuasaan memang mampu untuk merubah budak menjadi raja. Begitu juga sebaliknya. Dan harta serta kekayaan menjadi satu hal yang mampu merusak perdamaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya masuk kotak penampungan dulu ya...
Just make sure saya baca satu persatu :-)