Namun, selepas isya yang niat awal adalah berdiskusi melanjutkan bahasan sebelumnya, nampaknya teralihkan oleh bahasan lain. Adalah TAKE AND GIVE. Sebuah konsep yang (setelah diskusi dapat disimpulkan) akan selalu hadir pada setiap individu manusia, siapapun, dimanapun, kapanpun. Ini persepsi kami berdua yang ternyata sama.
TAKE. arti yang familiar dari kata ini adalah mengambil. Jika kita mencoba menaruh kata take pada GOOGLE search engine dalam versi terjemahan, maka yang muncul sebagai verba meaning adalah:
- mengambil
- membawa
- ambil
- melakukan
- menerima
- memakan waktu
- memerlukan
- mengikuti
- minum
- menggunakan
- naik
- mengambil
- membawa
- ambil
- melakukan
- menerima
- memakan waktu
- memerlukan
- mengikuti
- minum
- menggunakan
- naik
Sehingga, kesimpulan dari diskusi kami kemarin adalah, bahwasanya manusia, siapapun, kapanpun, dan dimanapun pasti memiliki konsep TAKE and GIVE yang akan diaplikasikan dalam semua aktivitasnya. Maka, jika seseorang melakukan aktivitas memberi pada kita (GIVE), maka yakin saja bahwa ia akan mengharapkan akan ada proses TAKE sebagai feedback. Tapi tunggu dulu, feedback yang ia harapkan, tak harus dihadirkan oleh orang yang di-beri (GIVE) tadi (dalam contoh yang saya sebutkan di atas adalah kita). tapi, yakin saja bahwa TAKE and GIVE laksana dua sisi mata uang (koin) yang tak mungkin dipisahkan.
Jadi, apakah kita sudah memberi (GIVE) pada orang lain atau hanya senantiasa mengharapkan pemberian dari orang lain (TAKE) ?
take n' give.. tidak mesti dari objek yang sama.. ketika kita memberi pada seseorang.. maka mesti kita akan menerima, tapi tidak mesti dari orang yang sama, pastinya kita akan mendapatkan balasannya.. dan 'give' terbaik adalah dari Allah.. :)
BalasHapussaya rindu diskusi-diskusi kita kak :)
Hapus