Learnt From Today

24 Nopember 2010

Hari ini saya harusnya pergi ke "sekolah daerah". Tapi saya memilih bolos dan pergi menemani seorang teman ke perpustakaan daerah. Kalau dipikir-pikir gak ada bedanya kan saya pergi ke "sekolah daerah" ataupun ke perpustakaan daerah? Tapi, ternyata memang berbeda!
Bedanya: di "sekolah daerah" ada kurikulum, pelajaran yang diberikan sesuai dengan aturan. Sementara di perpustakaan daerah tidak ada kurikulum, banyak buku tapi tak ada aturan baku yang mana yang seharusnya dibaca terlebih dahulu.

Tapi, hari ini saya ber-positive thinking (selalu^^) bahwa hari ini saya tetap harus mendapatkan pelajaran yang bisa saya petik untuk menjalani hidup. Meski pelajaran itu tak saya dapat dengan duduk beberapa jam di "sekolah daerah".


Saya duduk disamping teman saya asyik mengetik tulisan ini sementara teman saya yang saya temani tadi sibuk membaca buku dan mencatat hal-hal yang menurutnya penting.

Lagi-lagi saya belajar banyak dari temanku yang satu ini. Namanya Rina, seorang yang dianugerahi Allah memiliki otak yang cerdas, kebaikan yang mendalam, tutur kata yang halus serta sopan santun yang bagus. Saya banyak mengambil dari dia, meski mungkin ia tak merasa memberi saya apa-apa. Saya belajar tak hanya dari kecerdasan otaknya. Bagaimana ia memperlihatkan hidup melalui "diri"-nya. Lemah-lemahnya, banyak-tanyanya, keragu-raguannya, komitmennya, keteguhannya, putus-asanya, pantang-menyerahnya, survival-nya, zona-nyamannya, diamnya, cengirannya, teriakannya, mematungnya, sikap-bungkamnya, melamunnya, ketidak-peduliannya, self-defensenya, kegigihannya, dan masih banyak hal tentang kehidupan yang saya ambil darinya. 

Rina, bagi saya layaknya cermin kehidupan. Ia adalah buku yang berjalan, dimana darinya akan ada banyak pelajaran. Ketika membukanya (melalui diskusi: red) maka akan ada satu pelajaran yang akan bisa saya petik. 

Wanna say Thank to Allah 4 giving me a friend called Rina. Thank to Rina, for the lesson I learnt more and more.