Terbiasa (atau mungkin membiasakan diri), malam-malamku dilalui dengan begadang. Meski ada kata bijak yang menasehatkan untuk tidak begadang, tapi entah mata ini seakan tak mau diajak kompromi. Alhasil, malam-malamku banyak dilalui dengan begadang. Memang sih, bukan berarti bahwa saya tidak tidur semalaman, karena kenyataannya toh, mata ini akhirnya terpejam juga setelah jam setengah lima pagi (ini terjadi kalau saya sedang cuti shalat) atau jam enam pagi. Namun ada saja malam dimana saya tidak tidur semalaman dan juga tidak sempat memejamkan mata pada pagi atau siang karena kesibukan yang tak bisa dikesampingkan. Dan, yang terjadi setiap paginya, perutku mual tak tertahankan. Seperti orang yang mabuk perjalanan. oleng......
Begini nasibnya mahasiswa tua (baca: mahasiswa lama/senior). Kalau pergi ke kampus, sense-nya sudah lain. Ruang kelas serta koridor seperti tak lagi bersahabat. Mungkin, akibat sudah lama tak dikunjungi. Tak seperti zaman MABA atau semester-semester sebelumnya yang kerjanya berkutat dengan kelas-koridor-mushalla-kantin-kelas-koridor-mushalla-koridor. Dan sesekali ke bagian jurusan atau akademik.
5 tahun lalu, aku masih menjadi 1 dari sekian banyak penggemarmu,
yang bermimpi bisa menjadi bagian kecil dari duniamu.
Dengan cinta yang membara, pada partikel bernama matematika.
yang seyogyanya mampu mengalahkan kebencianku pada fisika.
Sederhana memang, tapi cukup membanggakan.