Saya membuka kembali buku hitam saya yang sudah sangat usang. Berisi celotehan sahabat-sahabat saya tentang perjalanan persahabatan kami selama 3 tahun SMA. Dan, as you please call me tukang pamer atau apa, inilah gambaran mereka tentang saya pada masa itu (saya 6 tahun lalu)...
Nurul Khasanah wrote:
Hapsari yang cerewet, pinter, baik (kadang-kadang...!), Hapsari yang selalu nanya 5+7 berapa, siapa nama loe?, gue lahir tanggal 31 februari, eh gue piket ya? dsb... Dan yang nggak boleh ketinggalan, kudu musti wajib fardhu dan haram mugholadhoh kalo ketinggalan "Hapsari si Tukang Makan". Everybody knows that you are the hunter of meals! and so do I. Gw paham banget loe yang sehari kadang makan nasi sampe dua kali. Itupun di sekolah, belon di rumah. Tapi gpp... dah jadi ciri khas Hapsari, the hunter of meals. He... 100x.
Anez Khalisha wrote:
Tiga tahun bersama, banyak hal-hal lain yang terlihat darinya. Seperti apanya dia? Positif negatifnya? Ah, semuanya telah mencerminkan ciri khasnya; "cerewetnya", menang sendirinya, suaranya (yang sering ngeba'i kuping), dan apalagi kalo bukan juteknya. Aku sebutkan semua ini bukan karena benci dia, nggak bermaksud menjelekin dia. Aku hanya ingin berusaha menggambarkan keunikannya. Yang memaksaku untuk tak bisa mengatakan "benci". Bagaimanapun itulah ciri khasnya. Kalo gak gitu bukan Hapsari namanya.
Rizki Nurdiana wrote:
Pertama melihatmu aku jatuh hati (jangan GR!) dengan keberanianmu saat dicalonkan menjadi ketua OSIS. Mendengar tentangmu... Aku jadi gimana gitu soalnya orang2 bilang kamu tuh galax. Ketiga, keempat setelah mengenalmu aku tersepona dengan (keindahan mimpimu mencapai masa depan). Kelima dst aku bangga padamu dirimu pandai, cerdas, dan yang utama... Semangatmu kurasa tidak ada yang menandingi diantara sahabat2ku.
Ria Fitriani wrote:
Kamu nyebutin nama kamu dengan lantang "Hapsari" yang katanya artinya bidadari. AQ jadi sebel banget ma kamu! "Sombong banget sih ni anak", padahal kamu tu g' secantik & se-cekci bidadari yg ada dalam khayalan-Q. Tapi disisi lain aQ melihat sesuatu dari dirimu yg g' aQ temukan di diri temen2 yg lain. Kecerdasanmu, keberanianmu, ke-PD-anmu, n' msh banyak lagi. Terkadang kamu menjadi temen yg paling nyebelin & mau menang sendiri. Tapi t'kadang, kamu juga menjadi temen yg slalu ngasih petunjuk2 yg b'manfaat.
Zahrotul Mukarramah wrote:
Q tu kadang iri lho haps ma kamu, soale kamu tu gampang banget bergaul sama orang, tapi aq ga' bisa deh semudah itu. Sama yang dah kenal aja kadang susah mo ngomong apa pa lagi sama yg belum kenal. Jadi kadang orang ngira aQ tuh pilih2 kanca padahal ga' gitchu!
Nur Ahmadi wrote:
MenurutQ kamu tu temenQ yang banyak memberikan pelajaran pdQ walaupun tdk secara langsung, dari kepandaianmu, keberanianmu, pengalamanmu, nasehatmu, dan lain-lain. Kt2mu yang sering kumaknai adalah:
1. Sekarang gini, kalo dipikir-pikir kan... ( membuatku pengen sepertimu yang berpengetahuan, kaya' Hj. N. Warisman)
2. Cah criggiz (membuatQ tersungging)
3. Ih kamu kox bodho tho (sebagai tantangan bagiQ u/ menjadi kaya' kamu "smart")
Dll. Poko'e akeh banget, ntar kalo disebutin semua nambah GR mu lagi...
Edy Chusna wrote:
Pendek kata, "Dia adalah Dia." Bagiku: dia adalah seorang anak yang briliant, berani, tapi lumayan nyebelin. x-(
Dia adalah orang pertama (the first person) yang mengungkapkan uneg-unegnya kepadaku, dia yg memberikan kritikan2 atas kekuranganku. Tetapi dia juga orang yg memberikan support, dukungan, motivasi (sama saja) ketika aku jatuh. Dia yg bertanya "What's wrong with you?", "Life is hard", "Aku muak" dan masih banyak lagi yg menjadi pelajaran berharga bagiku.
Muhammad Nur Salim wrote:
Aq baru nyadar Haps kalo sebenarnya dibalik sifat pemberontak U terselip semangat rasa ingin tahu yang gede buanget. Rasanya aq pengen belajar serius n kalo bisa ngelebihi kepintaran U. he.. he.. Boleh kan haps.
Muhammad Agus Fauzi wrote:
Yang pasti kamu cerdik mencari solusi dari permasalahan di sekitarmu. Klimaksnya... Aku ceritakan masalah yang kumiliki saat kita study wisata ke Bali. Tentu kamu masih ingat masalahku yang kuceritakan padamu saat itu, dan solusi yang kamu berikan kepadaku solusi yang cemerlang, sesuai syari'at, dan beresiko tinggi..
Ninik Mas'udah wrote:
Haps, sempet gelar buruk kugantungkan dikepalamu. Kamu yg tidak putus asa ngutarain argumen2mu meski kadang kamu nggak sadar kalo argumenmu salah. Meski juga kamu nggak sadar suaramu bikin telingaku pecah. Yaitu NGE-YE-LAN & NYE-BE-LIN. Dan kamu yang juga sering marah2 serta tidak mau kalah alias MENANG SENDIRI. Dan semua itu tanpa kurencana & kurekayasa menginjak2 kepalaku sehingga aku pusing dan jengkel dg sifatmu. Sekali lagi maaf, maaf, maaf, maaf, maaf ya haps?!
Ulfa Yuniar wrote:
O iya, haps. Kita baru saja melancarkan aksi perang dingin yach? tapi Alhamdulillah sekarang udah peace, ya kan? Sumpah dech, kamu musuhi membuat dunia ini serasa jadi sempit & seolah-olah kulihat mata temen2 kita juga ikut menyalahkanku. Tapi sekali lagi aku bersyukur perang dingin kita udah selesai dan aku bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu, yaitu untuk Always Be Carefully.
Lucu ngebaca tulisan mereka lagi.They're my best school friends eva'... Miss you all, guys :-*